KETIKA orang lain berbuat kesalahan dalam hidup kita. Serasa ia mengusik ketenangan dalam kedamaian. Sulit rasanya menerima kejanggalan dari suatu yang tidak kita inginkan kedatangannya.
Akibat racun kebencian yang mengendap, cepat atau lambat ingin rasanya menghilangkan sosok itu dalam ingatan kita. Kesalahan itu dapat membekas di hati, dan terngiang dalam ingatan. Hingga rasanya sulit untuk memaafkan kesalahan orang lain.
BACA JUGA:Â 4 Cara Ampuh Hadapi Orang yang Membencimu
Namun sebelum kita mengikuti nafsu yang takkan kunjung padam selama nafas ini berembus. Ada tiga hal yang perlu kita lihat dalam diri kita:
Pertama, saat kita membenci orang lain boleh jadi kita sedang membenci diri kita sendiri. Karena diri kita tak kuasa menahan atau mencegah sesuatu yang kita benci itu.
Ketika ada orang jahat, berbuat kerusakan di muka bumi, misalnya apakah Allah langsung mengirimkan petir untuk menyambar orang lain? Nyatanya tidak.
Bahkan dalam beberapa kasus, orang-orang itu diberikan banyak kemudahan, jalan hidupnya terbuka lebar. Kenapa Allah tidak langsung menghukumnya? Kenapa Allah menangguhkannya? Itu hak mutlak Allah. Karena keadilan Allah selalu mengambil bentuk terbaiknya, yang kita tidak selalu paham.
BACA JUGA:Â Munafik, Sifat Buruk yang Dibenci Allah dan Rasulullah
Kedua, saat memutuskan untuk memaafkan orang lain. Ketahuilah, saat itu bukan persoalan apakah orang itu salah, dan kita benar. Apakah orang itu memang jahat atau aniaya. Bukan! Kita memutuskan memaafkan seseorang karena kita berhak atas kedamaian di dalam hati.
Ketiga, buka lembaran baru dan tutup lembaran yang penuh coretan, jangan di ungkit-ungkit lagi. Apakah mudah melakukannya? Tidak mudah. Tapi jika kita sungguh-sungguh, berniat teguh, kita bisa melakukannya. []
SUMBER: Rindu/Tere Liye | REPUBLIKA