SEORANG muslim meyakini bahwa kalimat tauhid adalah dasar Islam yang paling agung dan hakikat Islam yang paling besar, dan merupakan salah satu syarat diterimanya amal perbuatan yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam.
Begitu mulianya kalimat ini hingga ketika seseorang mengucapkannya, maka haram untuk menumpahkan darahnya. Di zaman Rasulullah, ada seorang musuh dari suku Juhainah dikejar oleh para sahabat Nabi. Ketika sudah terkepung dan terdesak, orang tersebut mengucapkan laa ilaaha illallah.Namun demikian, Usamah bin Zaid menusuknya hingga tewas.
BACA JUGA: Massa Bela Bendera Tauhid: Jangan-jangan Pelakunya bukan Banser tapi PKI
Ketika Usamah menceritakan itu kepada Nabi, beliau bersabda, “Wahai Usamah, apakah engkau tetap membunuhnya setelah ia mengucapkan laa ilaaha illallah? Usamah berkata, Wahai Rasulullah, dia mengucapkannya karena takut kepada senjata kami.Rasulullah berkata, Mengapa engkau tidak membelah dadanya, sehingga engkau mengetahui apakah hatinya mengucapkan laa ilaaha illallah karena ikhlas ataukah karena selainnya? Usamah melanjutkan, Beliau terus-menerus mengulang pertanyaan itu kepada saya, sehingga saya berharap andai saja saya baru masuk Islam pada hari itu.” (HR Bukhari dan Muslim).
Kalimat laa ilaaha illallahu adalah kunci kebahagiaan abadi bagi seseorang yang sedang mengalami sakaratul maut. Nabi bersabda, “Tidaklah seorang hamba mengucapkan laa illa illallah kemudian ia meninggal dunia di atas ucapan itu, kecuali pasti masuk surga.” (HR al-Bukhari).
BACA JUGA: Sikapi Pembakaran Bendera Berkalimat Tauhid, Ini Pertimbangannya
Lantas, seberapa beratkah kalimat tauhid di sisi Allah? Dalam sebuah hadis qudsi, dikatakan, “Wahai Musa, seandainya langit yang tujuh serta seluruh penghuninya, selain Aku, dan ketujuh bumi diletakkan dalam satu sisi timbangan dan kalimat laa ilaaha illallaah diletakkan pada sisi lain timbangan, niscaya kalimat laa ilaaha illallaah lebih berat timbangannya. (HR Ibnu Hibban dan al-Hakim).
Itulah sebagian dari dalil-dalil kedudukan kalimat tauhid di sisi Allah. Ia adalah kunci surga jika sungguh-sunguh meyakini dengan hatinya, mengucapkannya melalui lisannya, perbuatannya, dan tampak pada perbuatan lahiriahnya. []
SUMBER: REPUBLIKA