TURKI–Kashmir telah mengalami krisis politik sejak 5 Agustus 2019, ketika pemerintah India mencabut pasal 370 dalam konstitusinya yang menjamin status otonomi khusus wilayah mayoritas muslim Jammu dan Kashmir. Untuk menekan gelombang protes, India kemudian mengirimkan puluhan ribu pasukan tambahan ke Kashmir yang berpenduduk mayoritas muslim, memberlakukan jam malam, memutus koneksi internet dan telepon serta menangkap ribuan aktivis dan pemimpin politik Kashmir.
Bersamaan dengan hal itu organisasi kepemudaan internasional Turki, Asma Kopru, mendapatkan kunjungan istimewa dari Presiden Azad Jammu dan Kashmir, Sardar Masood Khan. Dia menyempatkan waktunya untuk menghadiri pertemuan dengan mahasiswa lintas negara di kantor pusat Asma Kopru setelah konferensi internasional di Ankara. Pertemuan tersebut mengangkat tema “Current Developments on Kashmir Issues, Struggle for Peace and Stability” pada Kamis (21/11/2019) malam.
BACA JUGA: KAMMI Turki Dukung Solidaritas Umat antar Bangsa
Presiden Sardar Masood Khan menjelaskan latar belakang sejarah konflik Kashmir kepada para peserta.
“Pada 1947 ada tawaran kepada negara-negara bagian untuk bergabung dengan India atau Pakistan, rakyat Kashmir memilih untuk bergabung dengan Pakistan. Namun setelah pelaksanan konferensi Jammu Kashmir, India mengokupasi wilayah selatan Kashmir,” kata Khan.
“Resolusi PBB tidak pernah mengakui wilayah ini sebagai wilayah India, ini adalah territorial dispute”, tegasnya.
Presiden Masood Khan juga mengapresiasi dukungan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tentang Kashmir pada pidatonya di Majelis Umum PBB pada September 2019.
“Kami berterima kasih atas dukungan Presiden Erdogan dan kepedulian masyarakat Turki dalam menuntut keadilan bagi rakyat Jammu dan Kashmir. Turki adalah pemimpin dalam diplomasi kemanusiaan di Suriah, Palestina, Mindanao, Somalia dan belahan dunia lainnya,” ucapnya.
Presiden Masood Khan kemudian memberikan nasihat kepada para mahasiswa untuk membangun linkage dalam mendukung Kashmir.
“Saya melihat malam ini di Asma Kopru telah berkumpul mahasiswa dari banyak negara. Kalian adalah representasi komunitas internasional dalam mendukung Kashmir. Maksimalkan linkage ini untuk membangun solidaritas dan suarakan isu Kashmir lebih kuat lagi”, ujarnya menutup diskusi malam itu.
BACA JUGA: KAMMI Turki: Dunia Islam Harus Bersatu Tangkal Terorisme dan Islamophobia
Terkait dengan masalah Kashmir, Ketua Majelis Pertimbangan KAMMI Turki, Adhe Nuansa Wibisono menyatakan dukungannya.
“KAMMI Turki peduli terhadap krisis kemanusiaan yang sedang terjadi di Kashmir saat ini dan menyatakan dukungan terhadap rakyat Kashmir. Perlu suara yang lebih kuat dari berbagai pihak agar masalah ini mendapatkan perhatian dunia,” pungkas Adhe.
Pertemuan dengan Presiden Azad Jammu dan Kashmir ini dihadiri oleh puluhan perwakilan mahasiswa internasional dari berbagai negara seperti Turki, Indonesia, Filipina, Ethiopia, Somalia, Gambia, Nigeria, Yaman, Irak, Suriah, Maroko, Bangladesh, Pakistan, dan Kazakhstan. []