HIDUP dengan orang tua berbeda keyakinan, membuat seorang anak bingung menentukan pilihan. Apakah keyakinan sang ayah yang akan diikuti ataukah keyakinan ibunya.
Hal itu juga dialami oleh Rima Irawan. Gadis Solo yang kini sudah mantap memilih Islam sebagai agamanya. Rima besar di keluarga yang berbeda keyakinan. Sang ibu non Muslim. Sedangkan ayahnya ber-KTP Islam (Kejawen).
Rima mengaku saat kecil belum pernah diajari tentang Islam secara utuh. Akhirnya, ia hanya ikut-ikutan melakoni kebiasaan-kebiasaan agama yang dianut orang tuanya.
“Kalau lagi natalan, ya ikut natalan. Kalau lebaran, ya lebaran,” kata Rima mengisahkan kepada Islampos.
Hingga pada akhirnya, sekira tahun 1997 saat ia duduk di bangku SMA, seorang guru bertanya kepada Rima, “Kamu itu agamanya apa?”
“Ga tahu, Pak. Saya Bingung. Di rumah, orang tua saya agamanya beda. Aku gak pernah diajarin, Pak,” kata Rima menceritakan kisahnya dulu.
Setelah itu temannya mengajak Rima mengaji. Ia mulai mengenal agama Islam. Rima juga mulai mengenakan hijab.
Lalu ia meminta izin kepada ibunya untuk memakai hijab. Tapi sang ibu melaranganya. Akhirnya Rima sembunyi-sembunyi mengenakan hijab.
“Jadi kalau mau berangkat ngaji, dari rumah pakai rok pendek, trus pas di rumah temen, saya ganti dan pakai hijab,” katanya.
Ternyata, lewat teman yang lain, sang ibu mengetahui Rima sering mengaji dan pakai hijab. Melihat tekad Rima berhijab dan mengaji, ibunya akhirnya luluh dan mengizinkannya berhijab.
“Kalau memang hati kamu udah memilih itu, konsekuensinya harus kamu pertanggung jawabkan,” katanya menirukan ibunya berbicara.
Sebelum kelulusan, akhirnya Rima mengucapkan dua kalimat syahadat di Masjid Sekolah. Ikrar itu dibacakan di hadapan guru dan teman-temannya.
Setelah menguncapkan Syahadat, Rima langsung mengenakan hijab. Ia mengaku sempat diajak aliran-aliran tidak jelas.
“Dulu saya ngaji pindah-pindah tempat. Diajak tetangga ngaji ke sini, ikut. Saat itu saya disuruh beli Quran yang harus diterjemahin sendiri. Nah, ibu saya lihat Quran itu langsung marah,” kata Rima.
“Kamu itu kalau mau belajar Islam ya, yang bener. Ini kitab apa ini?” ujar Rima mengucapkan kata-kata ibunya dahulu.
Rima mengaku, ia masuk Islam karena ingin mendapat kenyamanan. Saat ini Rima tinggal di Banten bersama suaminya. Ia merasa lebih nyaman tinggal di Banten karena bertemu dengan teman-teman yang shalih.
“Di sini saya punya teman-teman yang bercadar. Aku penasaran apakah benar wanita bercadar seperti yang dikatakan media. Ternyata, mereka baik. Mereka mengajari saya ngaji, shalat. Gak ada cerita-cerita seperti yang diungkap di Media,” kata Rima.
Dan saat ini sang ibu serta adik laki-lakinya sudah masuk Islam. Rima tengah mengajari dan menuntun mereka agar memahami serta bisa menjalankan aturan Islam secara utuh.
Rima juga menyampaikan kepada teman-teman yang senasib dengannya—merasa galau soal agama–agar mau membuka hati mereka dan mencari kebenaran.
“Kalau memang galau, carilah bukti-bukti yang menunjukan bahwa Islam itu benar. Jika tidak puas dalam buku, maka cari dan datangi orang yang bisa menjelaskan itu,” tutupnya mengakhiri kisah perjalanan masuk Islamnya kepada Islampos. []