MUNGKIN di antara kita pernah mendapatkan pertanyaan seperti ini. jika pernah, jangan terburu-buru untuk menjawabnya. Karena bisa jadi kita terjebak dengan jawaban kita sendiri, atau terjatuh ke dalam suatu kesalahan fatal dalam memahami makna Salafi. Pertanyaan seperti ini multi tafsir, sehingga harus diperjelas lebih dahulu apa maksudnya, baru kita bisa menjawab dengan tepat.
Jika yang dimaksud Salafi di sini adalah sebuah kelompok yang membangun wala’ (loyalitas) dan bara’ (kebencian) di atasnya. Dalam arti, siapa yang satu kelompok dengannya dianggap saudara , dan siapa yang di luar kelompoknya berarti musuh. Sebuah kelompok yang meyakini kebenaran absolut ada pada diri mereka, dan seluruh umat Muslim di luar mereka dianggap sesat. Kelompok yang menyakini bahwa merekalah satu-satunya kelompok yang pasti masuk Surga, sedangkan selain mereka pasti masuk Neraka. Jika maksudnya Salafi seperti ini, maka kita jawab : TIDAK. Karena hakikatnya ini adalah hizbiyyah yang telah dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
BACA JUGA: Ibnu Taimiyyah dan Biji Tasbih
Jika yang dimaksud Salaf di sini adalah sebuah manhaj (metode) dalam memahami dan mengamalkan agama sesuai dengan petunjuk Nabi ﷺ yang kemudian diwariskan kepada para sahabat dan dua generasi setelahnya, maka kita jawab : YA. Maksud jawaban “ya” di sini bukan berarti menyakini secara pasti bahwa kita merupakan representasi total dari generasi Salaf. Sama sekali tidak. Tapi, kita hanyalah seorang yang “baru berusaha” untuk menapaki manhaj Salaf. Atau dengan kata lain, “baru berusaha jadi salafi”.
Namanya juga baru berusaha, tentu masih banyak sekali kekurangan dan ketidaksesuaian dengan manhaj Salaf. Bahkan masih terlalu jauh untuk dikatakan ideal. Mungkin bisa dibaratkan dengan seorang yang baru belajar naik sepeda. Seorang yang belajar naik sepeda, itu artinya dia belum bisa naik sepeda. Tapi dia baru belajar agar bisa naik sepeda.
Kalau mau, bisa juga dijawab dengan kalimat : “Saya bangga menjadi seorang muslim.” Kalimat ini merupakan Jawaban Syaikh Musthafa Al-Adawi ketika ditanya oleh seorang presenter di salah satu stasiun TV : “Apakah anda Salafi?”. Dan jawaban ini sudah cukup. Karena seorang muslim adalah seorang yang berusaha mehamai dan mengamalkan Islam dengan baik dan benar sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Nabi ﷺ.
Untuk menjadi salafi tidak harus bergabung dengan kelompok salafi, tapi cukup dengan memahami dan mengamalkan Islam dengan baik dan benar.
Allah Ta’ala berfirman :
قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ
BACA JUGA: Syaikh Salafiy yang Dermawan
“Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah.” Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah kaum muslimin (orang-orang yang berserah diri kepada Allah).” [QS. Ali Imran : 64].
Walhamdulillah Rabbil ‘alamin. Semoga Allah Ta’ala meneguhkan kita di atas manhaj Salaf sampai akhir hidup kita. []
Facebook: Abdullah Al-Jirani