BANDUNG—Tahun 2016 lalu, Pemkot Bandung menggulirkan program maghrib mengaji. Dalam program tersebut, setiap maghrib anak-anak diwajibkan untuk datang ke masjid, shalat maghrib berjamaah, mengaji dan mendengarkan tausiyah.
“Mimpinya anak-anak Bandung ini pintar, tapi juga jago mengaji. Itulah yang langka hari ini. Anak pinter banyak, tapi pinter dan rajin mengaji itu susah,” kata kang Emil—sapaan akrab Ridwan Kamil—sebagaimana disitat dari laman fb Humas Kota Bandung, Kamis (19/1/2017).
Pernyataan kang Emil itu diutarakannya usai menonton film iqra, dimana film yang mengangkat tentang nilai dan semangat membaca al Quran tersebut ia anggap sebagai momentum yang baik untuk berinvestasi dalam bentuk kreatifitas.
“Jadi ini momentum, jangan berhenti berinvestasi kebaikan dalam bentuk kreatifitas, karena hari ini hanya filmlah yang bisa menembus dimensi-dimensi emosi dan dimensi pendidikan,” terangnya.
Sejauh ini sekitar tujuh ratus ribu anak dari total jumlah populasi warga kota kembang itu mengikuti kegiatan maghrib mengaji.
“Di Bandung ada 700an ribu anak-anak dari populasi yang tergabung dalam program Magrib Mengaji, setiap magrib anak-anak wajib ke masjid untuk mengaji dari magrib sampai isya, dari pada keluyuran ga jelas, main game ga jelas, 75 persen ngaji, 25 persen mendengarkan tausiah” ujarnya..
Ditakdirkan untuk membimbing 2,5 juta penduduk Bandung oleh Allah SWT, kang Emil berharap mampu mengarahkan warganya menuju arah yang lebih baik.
“Saya sedang berusaha agar anak-anak ini lebih makmur, lebih pintar dan lebih hafidz quran dari bapak ibunya,” tutupnya. []