HADITS tentang akan terangkatnya “wabah” apabila telah muncul bintang di suatu pagi, menurut jumhur ulama makna wabah di sini khusus untuk wabah yang menimpa tanaman. Dan jika dicermati dari berbagai kitab syarah (penjelasan) hadits serta jalur periwayatan yang ada, pendapat ini lebih kuat.
Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam “Al-Musnad” no (8495), dari Sahabat Abu Hurairah, Rasulullah ﷺ bersabda :
إِذَا طَلَعَ النَّجْمُ ذَا صَبَاحٍ، رُفِعَتِ الْعَاهَةُ
“Apabila bintang telah terbit di suatu pagi, maka wabah akan diangkat.”
BACA JUGA: Muhasabah Jelang Ramadhan di Tengah Wabah
Menurut syaikh Syu’aib Al-Arnauth dkk dalam tahqiq beliau kepada musnad Ahmad (14/192), di dalam hadits di atas ada seorang rawi yang bernama ‘Islu bin Sufyan dan beliau dhaif (lemah). Akan tetapi beliau telah mendapatkan mutaba’ah (penguat) sehingga naik ke derajat hasan. Dalam jalur lain dalam musnad Ahmad (5105) disebutkan, bahwa bintang tersebut bernama Tsurayya.
Tapi jika ada sebagian ustadz yang berpendapat bahwa wabah yang disebutkan di dalam hadits tersebut bersifat umum, baik yang menimpa tumbuhan ataupun manusia, seperti Tha’un dan yang semisalnya dan bintang tersebut akan muncul bulan Mei, maka kami tidak mengingkari.
Karena memang ada ulama yang mu’tabar (diakui keilmuannya) yang berpendapat demikian sesuai dengan ijtihad mereka. Argument mereka pun juga cukup kuat, tidak sekedar asbun (asal bunyi). Kalau kita tidak tahu, mungkin karena kita sendiri yang kurang literasi.
Jadi, slow saja dalam masalah seperti ini. intinya saling menghormati, insya Allah selesai. Karena ini masalah khilafiyyah dalam menafsirkan suatu dalil. Jangankan kita, para ulama pendahulu kita saja sudah berbeda pendapat. Jadi wajar dong kalau kita di zaman ini juga berbeda pendapat.
BACA JUGA: Nasihat di Saat Wabah
Tidak boleh bagi kita untuk memaksakan pendapat kita kepada orang lain, apalagi sampai mencela, menuduh, dan mentahdzir orang yang berbeda pendapat dengan kita.
Kita berdoa dan berharap, semoga wabah Corono segera berakhir, syukur-syukur sebelum hari raya Idul Fitrhi. Kalaupun belum, maka hal ini menjadi cambuk bagi kita sekalian untuk lebih kuat dalam berikhtiar dan mendekatkan diri kepada Allah. Semoga dengan hal itu Allah mengabulkan harapan kita. Amin ya Rabbal ‘alamin.
Facebook: Abdullah Al-Jirani