SETIAP muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala hatinya akan senantiasa terpaut untuk mencintai kekasih Allah, yakni Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Kecintaan kepada Nabi Muhammad tersebut biasa dibuktikan dengan mendo’akannya lewat shalawat dan mengamalkan daripada sunnah-sunnahnya.
Pada bulan Rabi’ul awwal biasanya sering sekali diperingati hari kelahiran suri tauladan tersebut oleh sebagian besar saudara kita kaum muslimin. Namun pertanyaannya, benarkah Nabi Muhammad ﷺ manusia yang sangat kita cintai tersebut lahir pada bulan Rabi’ul awwal?
Apakah terdapat perbedaan pendapat ‘ulama mengenai hari kelahiran beliau?
Saudaraku yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala sesungguhnya mengenai hari kelahiran Nabi Muhammad ﷺ terdapat ikhtilaf (perbedaan pendapat) ‘ulama.
BACA JUGA: Apakah Rasulullah Memiliki Keturunan dari Aisyah?
Sebagian ‘ulama berpendapat bahwa Rasulullah ﷺ lahir pada tanggal 8 Rabi’ul Awwal, seperti pendapat dari Imam Ibnu Hazm (w 456 H).
Sebagian lagi mengatakan bahwa kelahiran Nabi Muhammad ialah tanggal 09 Rabi’ul Awwal, seperti yang dikemukakan oleh Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri (w 1427 H) dalam kitab Ar-Rahiq Al- Makhtum.
Sedangkan pendapat yang masyhur dan jumhur (mayoritas) ulama adalah pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal.
Dan ternyata perbedaan pendapat mengenai kelahiran nabi tidak hanya pada perbedaan tanggal saja. Ada juga sebagian yang mengatakan kelahiran Nabi Muhammad ﷺ bukan pada bulan Rabiul awwal seperti yang diterangkan dalam kitab Ar-rahiq al-makhtum, bahwa ada yang berpendapat beliau dilahirkan pada bulan Ramadhan, dan ada pula yang mengatakan pada bulan Shafar. Tapi pendapat yang diyakini lebih tepat sesuai pendapat jumhur ‘ulama adalah 12 Rabi’ul Awwal.
Keluarga Rasulullah ﷺ
Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa sallam dilahirkan di tengah keluarga bani Hasyim di Makkah, permulaan tahun dari peristiwa gajah atau bertepatan dengan tanggal 20 atau 22 April tahun 571 Masehi ( Berdasarkan penelitian ulama besar Muhammad Sulaiman Al-Manshurfuri dan peneliti Astronomi Mahmud Basya dalam kitab Mudharat Tarik Al-Umam Al-Islamiyyah, Al-Khudary, hal I/62 dan Rahmatun lil ‘alamin I/38-39 )
Keluarga Nabi Muhammad Shallallahu ‘alayhi wa sallam dikenal dengan sebutan keluarga hasyimiyah dan nama tersebut dinisbahkan kepada kakeknya yaitu hasyim bin abdu manaf.
Tentang Ayah Rasulullah ﷺ
Ayahnya rasulullah adalah Abdullah bin Abdul Muthallib bin Hasyim. Abdullah adalah putra terkecil dari pasangan Abdul Muthallib. Selain putra terkecil diapun menjadi anak yang terbaik dan paling disayang dikeluarganya.
Dalam kitab-kitab sirah dijelaskan bahwa Abdullah ini dikenal dengan sebutan al-dzabih (sembelihan). Karena Abdullah dulunya pernah mendapat undian untuk menjadi tumbal dikorbankan kepada berhala dengan disembelih sesuai nazar dari Abdul Muthalib.
Orangtua Abdullah ini mempunyai nazar akan mengorbankan salah satu anaknya untuk dikorbankan disembelih untuk berhala yang bernama Hubal. Kemudian ketika diakan undian, dari sepuluh saudara nama Abdullah lah yang selalu keluar.
Namun karena kepedulian dan kasih sayang keluarga bani hasyim kepada Abdullah, begitu pula orang-orang quraiys yang berusaha keras untuk membujuk dan mencegah perbuatan Abdul muthalib tersebut akhirnya pengorbanan (tumbal) Abdullah pun digagalkan dan akhirnya diganti dengan 100 ekor unta.
Dari sisi keturunan, abdullah merupakan putra dari pemuka qurays yang paling dihormati di Makkah. Dari sisi akhlak Abdullah dikenal sebagai pemuda yang berakhlak mulia bahkan jika ada kebiasaan negatif pemuda Makkah, Abdullah tidak melakukannya termasuk zina. Dan di usia ke-25 tahun abdullah dinikahkan dengan Aminah, putri dari Wahb, seorang pemuka qurays.
Mengenai wafatnya ayah rasulullah ini terdapat perbedaan pendapat ‘ulama. Sebagian menyebutkan beliau meninggalnya setelah kelahiran rasulullah berusia 2 bulan.
Dan sebagian lagi berpendapat saat perjalanan abdullah kembali ke Makkah dan pada saat itu Rasulullah ﷺ dalam kandungan ibunya di bulan ke enam dan ini merupakan pendapat daripada jumhur ‘ulama.
BACA JUGA: Penelitian Ungkap Manfaat Tidur Siang yang Disunnahkan Rasulullah SAW
Tentang Ibunda Rasulullah ﷺ
Ibunda rasulullah adalah Aminah Binti Wahb bin Abdu Manaf bin zuhrah bin kilab. Ibunda rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa sallam dikenal sebagai wanita paling terpandang di kalangan qurays dari segi keturunan maupun kedudukannya.
Saat melahirkan Rasulullah ﷺ Aminah menyaksikan cahaya menyinari rumahnya. Bidan yang menangani saat itu Al-Syifa’ ibu dari Abdurrahman bin ‘auf dan proses persalinannya itu ditemani oleh ummu aiman.
Kegembiraan pun menyelimuti aminah dengan kelahiran bayi yang selama ini ditunggu-tunggu selama 9 bulan bahkan kelahirannya pun penuh keajaiban.
Singkat cerita, tiga tahun aminah bersama Muhammad, mendidik anak tunggalnya itu dengan suka dan duka sampai akhirnya ajal menjemput ibunda rasulullah ﷺ tersebut. Wallahu a’lam. []