SYIRIK, secara terminologi berarti menjadikan bagi Allah tandingan atau sekutu. Sering juga kita mendengar bahwa syirik adalah perilaku menduakan Allah SWT.
Definisi syirik bermuara dari hadis Nabi tentang dosa terbesar,
أَنْ تَجْعَلَ لِلَّهِ نِدًّا وَهْوَ خَلَقَكَ
“…Engkau menjadikan sekutu bagi Allah sedangkan Dia yang menciptakanmu.” (HR. Bukhari: 7520, dan Muslim: 86)
BACA JUGA: 12 Kesyirikan yang Dianggap Tradisi
Lantas kapan awal terjadinya kesyirikan di dunia ini?
Mengutip ebook Inti Agama Islam yang ditulis Ustaz Yulian Purnama, perbuatan syirik yang pertama di dunia terjadi di zaman Nabi Nuh ‘alaihissalam.
Dari Ibnu Abbas radhiallahu’anhu, beliau berkata:
كان بي نوحٍ وآدمَ عشرةُ قرونٍ كلُهم على شريعةٍ من القِ فاختلَفوا فبعث الُ النبيي مُبشِرينَ
ومُنذرِين
“Dahulu antara Nuh dan Adam terpaut 10 generasi. Mereka semua di atas syariat yang benar. Kemudian setelah itu mereka berpecah-belah sehingga Allah pun mengutus para Nabi untuk memberi kabar gembira dan memberi peringatan” (HR. At Thabari dalam Tafsir-nya [4048], dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah no. 3289).
Syaikh Shalih Al Fauzan menjelaskan: “Rasul yang pertama adalah Nabi Nuh ‘alaihis shalatu was salam, dengan dalil firman Allah (yang artinya): “dan para Nabi setelahnya” (QS. An Nisa: 163).
Allah mengutus Nuh pada kaumnya karena mereka ghuluw (berlebihan) dalam mengkultuskan orang shalih. Setelah sebelumnya manusia di atas tauhid seluruhnya sejak zaman Nabi Adam ‘alaihissalam sampai 10 generasi, semuanya di atas tauhid” (Syarah Tsalatsatul Ushul, 288).
Allah Ta’ala berfirman tentang kesyirikan di zaman Nabi Nuh:
وَقَالُوا لَ تَذَرُنَ آلِهَتَكُمْ وَلَ تَذَرُنَ وَدًهّا وَلَ سُوَاعًا وَلَ يَغُوثَ وَيَعُوقَ وَنَسْرًا
“Dan mereka berkata: “Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhantuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwwa’, yaghuts, ya’uq dan nasr” (QS. Nuh: 23).
BACA JUGA: Dua Macam Golongan Syirik
Ibnu Abbas radhiallahu’anhu mengatakan:
أسماء رجال صالي من قوم نوح، فلما هلكوا أوحى الشيطان إلى قومهم أن انصبوا إلى مجالسهم
التي كانوا يجلسون أنصاباً وسموها بأسمائهم ففعلوا، فلم تعبد، حتى إذا هلَك أولئَك وتنسخ
العلم عبدت
“Ini adalah nama-nama orang shalih di zaman Nabi Nuh. Ketika mereka wafat, setan membisikkan kaumnya untuk membangun tugu di tempat mereka biasa bermajelis, lalu diberi nama dengan nama-nama mereka. Dan itu dilakukan. Ketika itu tidak disembah. Namun ketika generasi tersebut wafat, lalu ilmu hilang, maka lalu disembah” (HR. Bukhari).
Ternyata kesyirikan pertama kali karena berlebihan dalam mengkultuskan orang-orang shalih. Wallahu a’lam. []