JAKARTA–Kapolri Jenderal Tito Karnavian menjelaskan motif serangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) ke pekerja PT Istaka Karya menewaskan 20 orang termasuk satu prajurit TNI. Menurut Tito, alasan mereka menyerang tak lain karena ingin menunjukkan eksistensi hingga masalah ekonomi.
“Sehingga 1 Desember ini biasanya mereka untuk menunjukan eksistensi ada saja, mulai dari pengibaran bendera sampai ke penyerangan oleh kelompok bersenjata. Kan 1 Desember peristiwanya nih,” kata Tito saat konferensi pers di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (5/12/2018).
“Tapi kita tahu akar masalah utama dari aksi kekerasan bersenjata oleh kelompok ini lebih utama karena masalah pembangunan, kesejahteraan,” tambah dia.
BACA JUGA:Â Soal Teror di Papua, Begini Kata Moeldoko
KKB, Tito menjelaskan, biasanya menjadikan aparat sebagai sasaran utama. Namun bila tak bisa, barulah mereka menyerang pihak-pihak yang dianggap lemah, termasuk para pekerja ini.
Tito menambahkan, permasalahan atau keluhan kelompok ini soal kesejahteraan sebenarnya sudah didengar pemerintah. Salah satunya dengan membangun jalan Trans Papua. Hal ini justru akan meningkatkan perekonomian mereka karena jalan akses jalan sudah ada.
“Harusnya ini disyukuri. Dan saya yakin masyarakat Papua, saya pernah jadi Kapolda Papua 2 tahun di sana, mereka menunggu pembangunan ini. Ini akan membuka akses kepada mereka tapi kelompok-kelompok ini sering kali enggak sabar, menunjukan eksistensi, bersenjata, mungkin juga mereka menikmati karena ditakuti, memberikan status sosial bersenjata,” ucap dia.
BACA JUGA:Â Polisi Jelaskan Asal Senjata KKB Papua yang Bantai Puluhan Pekerja
Tito menjelaskan, letak geografis di kawasan pengunungan tengah yang menjadi lokasi pembangunan Trans Papua memang terbilang sulit. Itulah yang membuat pembangunan memakan waktu lama.
“Kita melihat dulu kelompok-kelompok bersenjata itu lebih banyak awalnya di Papua Barat di daerah Manokwari. Tapi dengan daerah yang jalannya sudah sangat bagus saat ini, tidak ada lagi di daerah-daerah itu. Memang pembangunan yang agak lambat karena memang geografi yang sulit, di daerah pegunungan tengah dan pegunungan tengah bagian barat,” tutup dia. []
SUMBER: KUMPARAN