SAUDAH binti Zam’ah merupakan wanita yang dinikahi Nabi Muhammad SAW. Ya, Saudah adalah salah satu istri Nabi Muhammad SAW sepeninggal Khadijah.
Sedikit sekali riwayat yang menerangkan tentang Saudah. Namun, bukan berarti perannya di sisi Nabi menjadi tidak penting. Seperti halnya Aisyah dan istri nabi yang lainnya, Saudah pun mempunyai kedudukan yang istimewa dan peran yang penting dalam kehidupan Nabi.
Mengingat sosoknya yang sudah sepuh, orang-orang mungkin mengira Saudah hanya dinikahi Nabi untuk mengurus mengurus anak-anak dan rumah tangga saja. Ya, Saudah memang pengasuh yang hangat dan baik untuk keluarganya. Namun, keistimewaannya jauh lebih dari itu.
BACA JUGA: Saudah, ataukah Aisyah?
Saudah punya karakter unik yang dapat diteladani oleh segenap muslimah. Berikut 4 karakter unik yang dimiliki Saudah binti Zam’ah:
1 Berani
Saudah binti Zam’ah adalah salah satu dari mereka yang pertama kali bersaksi tentang keesaan Allah. Dia adalah salah satu wanita pertama yang beriman kepada Allah dan mengikuti ajaran Rasulullah SAW.
Dia menerima Islam pada saat kondisinya begitu sulit karena sangat mungkin keislamannya saat itu mengundang penyiksaan dan bahkan kematian di tangan orang Quraisy. Tapi Saudah tidak membiarkan rasa takut menghentikannya untuk menegaskan kebenaran.
Saudah adalah muslim pertama di keluarganya. Dial ah yang memegang peran penting dalam keislaman suaminya. Dia juga termasuk orang-orang yang berhijrah di jalan Allah. Dia meninggalkan rumahnya dan semua yang dia tahu untuk melakukan perjalanan melintasi padang pasir dan lautan ke negeri yang jauh yang hanya dikenalnya dengan namanya, Abyssinia, untuk mempertahankan Islam.
Setelah beberapa waktu di rumah barunya di Abyssinia, suami Saudah jatuh sakit dan meninggal dunia. Dia sekali lagi melakukan perjalanan melalui laut dan gurun, tetapi kali ini kembali ke Mekah untuk berkumpul dengan umat Islam lainnya.
BACA JUGA: Saudah binti Zam’ah Selalu Ingin Senangkan Rasulullah
2 Suka Bercerita
Sekembalinya Saudah, dia bertemu kembali dengan orang-orang beriman di Mekah. Tapi dia tidak melupakan semua pengalamannya di Abyssinia. Seringkali dia bercerita dan memesona orang-orang dengan kisah-kisah perjalanan dan perjuangannya di Abyssinian.
Kisah-kisah favorit yang diceritakannya itu termasuk tentang keluarga Nabi SAW yang telah bermigrasi ke Abyssinia bersamanya.
“Dia sering menceritakan pengalamannya yang tak terlupakan di Abyssinia, dan berbicara terutama tentang putri (Nabi) Ruqayyah dan suaminya, Utsman bin Affan, dan Nabi Muhammad SAW akan mendengarkan dengan penuh minat.” (Ghadanfar)
Namun, sebagai janda kehidupannya memprihatinkan. Ketika Nabi Muhammad SAW melamarnya untuk dinikahi, dia menerimanya dengan suka cita.
BACA JUGA: Alasan Nama Saudah Senantiasa Beriringan dengan Aisyah
3 Suka bercanda
Saudah binti Zam’ah suka membuat orang lain tertawa bahkan jika dirinya sendiri yang jadi sasaran lelucon. Dia memiliki selera humor yang tinggi. Begitu dia melihat rasa sakit dan kesedihan di wajah suaminya, dia selalu bisa memberikan semangat kepada suaminya dengan tingkahnya yang menyenangkan.
Saudah pernah menceritakan kepada Nabi SAW bahwa dia berdoa di belakangnya begitu lama sehingga dia khawatir hidungnya akan berdarah karena panjang ruku (membungkuk dalam doa). Tidak ingin mendapatkan darah di mana-mana dari mimisan yang akan datang, dia menutup hidungnya.
Nabi SAW tidak bisa tidak membayangkan gambar lucu Sawda memegang hidungnya saat shalat. Dan kesedihannya berubah menjadi tawa (Quthb dan Ghadanfar)
Saudah tidak pernah menganggap dirinya terlalu serius. Pada satu kesempatan, Aisyah dan Hafsah (istri nabi), mengetahui ketakutan besar Saudah terhadap Dajjal. Mereka lantas mulai berbicara tentang itu di depannya:
Dia sangat takut sehingga dia segera berlari ke ruangan gelap yang penuh dengan sarang laba-laba untuk bersembunyi.. Ketika Nabi Muhammad SAW masuk, dia menemukan kedua istrinya sedang menikmati lelucon setelah membercandai Saudah. Dia kemudian bertanya kepada mereka apa yang begitu lucu. Saat diberi tahu apa yang terjadi, dia memanggil Saudah untuk keluar karena tidak ada apa-apa di sekitarnya. Dia keluar dengan malu-malu dan menertawakan dirinya sendiri (Ghadanfar).
4 Murah hati
Saudah suka beramal. Setelah Nabi Muhammad SAW wafat, Saudah kembali menjanda. Usianya pun kian menua. Para sahabat lah yang kemudian mengambil tanggung jawab untuk merawat ibu orang-orang beriman itu. Tetapi Sudah memilih untuk berusaha merawat orang-orang yang dianggapnya lebih membutuhkan daripada dirinya sendiri.
“Selama pemerintahannya, ‘Umar bin Khattab mengiriminya sekantong penuh Dirham. Dia bertanya apa itu, dan saat mengetahui bahwa itu adalah uang, dia sangat terkejut […] Dia kemudian membagikan uang itu kepada orang miskin dan yang membutuhkan.” (Ghadanfar)
Saudah juga murah hati dalam hal kebutuhan emosional orang lain. Saudah, yang menyesuaikan diri dengan kebutuhan orang lain, menyerahkan hari-harinya bersama Nabi SAW kepada Aisyah karena dia tahu cinta mereka yang besar dan bahwa dia sendiri menyadari dirinya telah berusia lanjut.
“[…] Saudah binti Zam’ah menyerahkan (gilirannya) siang dan malam kepada Aisyah, istri Nabi untuk mencari keridhaan Rasulullah (dengan tindakan itu).” (HR Bukhari)
Aisyah berkata tentang Saudah, “Tidak pernah aku menemukan wanita yang lebih mencintaiku daripada Saudah binti Zam’ah. Aku berharap aku bisa persis seperti dia […]”. (HR Muslim)
Saudah binti Zam’ah adalah wanita yang baik, lucu, dan murah hati. Dia memegang peran penting dalam komunitas awal umat Islam, dan dia termasuk di antara generasi terbaik umat manusia. []
SUMBER: ABOUT ISLAM