PERANG Gaza hampir setahun. Penjajah Israel dengan kekejaman dan kekejiannya terus melakukan genosida dengan dukungan Amerika, Inggris, Jerman dan sekutunya. Namun, banyak peristiwa aneh yang seharusnya tidak terjadi pada penjajah Israel yang memiliki infrastruktur militer yang tercanggih dan pasukan yang paling terlatih.
Namun, saat berjuang karena Allah, maka Allah akan menurunkan tentaranya. Banyak media pemberitaan yang merekam keanehan dari sisi militer. Diantaranya, sebagai berikut.
1. Helikopter kecelakaan
Israel mengakui sebuah helikopter militernya terjatuh di wilayah Jalur Gaza bagian selatan saat perang melawan Hamas terus berkecamuk. Sedikitnya dua tentara Israel tewas dan tujuh orang lainnya mengalami luka-luka dalam kecelakaan helikopter tersebut.
Militer Israel dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Rabu (11/9/2024), menyebut kecelakaan itu tidak disebabkan oleh “tembakan musuh”. Namun penyebab pasti dari jatuhnya helikopter militer itu belum diketahui secara jelas.
2. Perwira pefitnah Palestina luka parah
Jebakan pejuang Palestina berhasil melukai seorang perwira Israel, Kolonel Golan Vach, di Gaza Tengah. Perwira itu sempat mendapat perhatian internasional atas klaim palsunya tentang pemenggalan kepala bayi dan insiden pemerkosaan dalam serangan Topan al-Aqsa pada 7 Oktober silam.
Kolonel tersebut terluka setelah sebuah terowongan runtuh menimpanya di Gaza tengah menurut Quds News Network. Dalam insiden itu, operasi perlawanan meledakkan terowongan jebakan setelah memancing pasukan pendudukan Israel ke dalamnya, menyebabkan mantan komandan IOF berada dalam kondisi kritis.
3. 40 persen drone ditembak jatuh oleh tentara penjajah Israel sendiri
Pasukan Penjajahan Israel (IDF) mengeklaim mempunyai salah satu sistem pertahanan udara terintegrasi tercanggih di dunia. Belakangan muncul keraguan terkait klaim itu terkait temuan bahwa 40 persen drone yang ditembak jatuh tentara Israel ternyata milik mereka sendiri.
The War Zone (TWZ) baru-baru ini melaporkan bahwa IDF menembak jatuh sejumlah besar drone miliknya selama operasi. Mereka mengutip seorang pejabat Korps Marinir AS Letkol Marinir Michael Pruden, IDF menghancurkan 40 persen sistem udara tak berawak (UAS) miliknya.
4. Tanknya menembak markasnya sendiri
Markas pasukan penjajahan Israel (IDF) mengumumkan kematian lima tentara mereka di Jabaliya pada Rabu (15/4/2024). Menurut media-media Israel, tank-tank Israel itu melepaskan tembakan ke markas komando sendiri setelah digempur roket-roket pejuang Palestina.
Jerusalem Post lansir penyelidikan awal IDF menyatakan bahwa sebuah tank yang beroperasi bersama pasukan terjun payung di kamp Jabaliya menembakkan dua peluru ke sebuah bangunan tempat mereka berkumpul.
5. Tentara yang tewas karena salah tembak
Militer Israel mengakui total 105 tentaranya tewas saat melancarkan operasi darat di Jalur Gaza yang bertujuan memerangi Hamas. Sekitar 20 tentara Israel di antaranya tewas terkena tembakan rekan sesama tentara secara tak sengaja atau akibat insiden penembakan yang terjadi dalam operasi darat tersebut.
Seperti dilaporkan The Times of Israel dan dilansir Al Jazeera, Selasa (12/12/2023), angka tersebut didasarkan pada data terbaru yang dirilis oleh Angkatan Bersenjata Israel atau IDF.
Dalam data terbaru itu disebutkan bahwa sekitar 13 tentara Israel tewas akibat tembakan sesama tentara atau friendly fire, termasuk serangan udara, tembakan tank dan tembakan senjata api. Disebutkan IDF bahwa friendly fire bisa terjadi akibat kesalahan identifikasi saat operasi militer dilancarkan.
6. Senjata tidak berfungsi
Tentara Israel terpaksa menggunakan senjata dan peralatan yang sudah ketinggalan zaman. Ini karena militer Israel tidak cukup siap untuk melakukan perang di Gaza sehingga mengalami kegagalan melawan Hamas.
Pada bulan-bulan pertama perang, tentara menghadapi kekurangan amunisi yang memaksa unit-unit militer untuk mengerahkan peluru era 1950-an, yang menyebabkan mimpi buruk operasional. Harian Israel Haaretz berbicara dengan seorang tentara cadangan yang menggambarkan kekacauan tersebut ketika serangan Hamas ke Israel selatan pada 7 Oktober mengejutkan militer.
“Ada kekurangan peralatan yang sangat besar dan meriam yang kami miliki tidak semuanya berfungsi dengan baik. Ada yang berfungsi, ada yang setengah mati,” kata tentara cadangan tersebut kepada surat kabar tersebut, mengutip laporan The New Arab.
BACA JUGA: Di Balik Kehancuran Gaza
7. Ribuan tentara mengalami gangguan stress
Ribuan tentara Israel menderita gangguan stres pasca-trauma atau trauma pertempuran dengan pejuang Hamas. Itu menjadikan militer Israel mengalami krisis terburuk sepanjang sejarah.
“Setidaknya 1.000 tentara ini telah didiagnosis menderita gangguan tekanan akut,” kata kepala departemen Kolonel Lucian Tatsa-Laur kepada surat kabar Israel TheMarker.
“Dengan menurunnya kesehatan mental, semakin banyak tentara yang menolak kembali ke medan perang setelah diberikan cuti sementara, sebuah tren yang menantang operasi militer,” kata Tatsa-Laur.
“Sebagai seorang psikiater, saya berharap saya memiliki tongkat ajaib yang dapat menghilangkan seluruh periode ini,” katanya. []