TATKALA menciptakan Adam as dengan Tangan-Nya, Allah SWT memuliakan Adam di hadapan para malaikat dengan memerintah mereka sujud kepadanya. Lalu Allah SWT mengajari Adam nama-nama segala sesuatu serta menempatkannya bersama istrinya, Hawa, di dalam surga, tempat berhuninya beragam nikmat. Allah SWT juga memperingatkan keduanya dari bahaya godaan Iblis dan melarang keduanya memakan buah pohon di surga, sebagai ujian.
Akan tetapi, Iblis yang terkutuk selalu menggoda dengan bujuk rayunya yang manis hingga Adam dan Hawa memakan dari pohon yang terlarang tersebut. Keduanya pun bermaksiat kepada Allah SWT. Dengan serta-merta, lepaslah baju keduanya sehingga tampak auratnya.
BACA JUGA: Berhijab, tapi Gak Maksiat
Kemudian keduanya dikeluarkan dari surga ke bumi, tempat yang penuh dengan kekeruhan dan keletihan. Namun, Allah subhanahu wa ta’ala masih sayang kepada mereka berdua di mana keduanya sadar akan kesalahannya dan bertobat sehingga Allah SWT mengampuninya.
Perhatikan peristiwa yang menimpa Adam dan Hawa! Sebelumnya, mereka menempati surga dengan keindahannya dan dihormati oleh malaikat. Namun, dengan satu kemaksiatan, kemuliaan dicabut. Baju pun menjadi lepas sehingga tersingkap auratnya. Mereka pun harus menjalani kehidupan yang sengsara di dunia padahal sebelumnya hidup sentosa di surga.
Demikian pula yang terjadi saat Perang Uhud pada tahun 3 Hijriah. Nabi Muhammad SAW menempatkan pasukan pemanah di atas bukit. Nabi SAW berpesan kepada mereka agar tidak meninggalkan posisi mereka, baik muslimin kalah maupun menang. Pada awalnya muslimin mampu memukul mundur pasukan musyrikin ingga tiba saatnya mereka memunguti harta rampasan perang.
Para pemanah menyangka bahwa perang telah usai. Mereka mengira, tidak ada manfaatnya lagi mereka tetap di atas bukit. Sebagian mereka ingin turun, tetapi ditegur oleh sebagian yang lain dengan pesan dari Nabi SAW agar mereka tidak turun. Namun, sebagian pasukan nekat turun dan bermaksiat terhadap perintah Nabi SAW. Ketika itulah sebagian musyrikin melihat benteng pertahanan muslimin di atas bukit telah bisa ditembus. Dari belakang bukit, mereka menyerang sisa-sisa pasukan pemanah hingga terbunuh.
BACA JUGA: Lakukan Maksiat; Pilihan Atau Takdir?
Mereka pun menyerang muslimin dari belakang dalam keadaan pedang-pedang telah dimasukkan ke dalam sarungnya. Lalu datang pula serangan dari arah depan hingga mereka terjepit. Gugurlah sekian sahabat Nabi SAW sebagai syuhada dan sebagian lagi terluka, sampai-sampai Nabi SAW pun terluka dan terperosok ke dalam lubang yang dibuat oleh musyrikin. Kaum muslimin pulang ke Madinah dengan kekalahan, kaki terseok-seok, serta tubuh yang penuh luka. Itu semua disebabkan kemaksiatan sebagian pasukan muslimin.
Cobalah perhatikan! Dengan satu kemaksiatan, kemenangan yang sudah di depan mata hilang. Pahitnya kekalahan dirasakan oleh seluruh pasukan, padahal di dalamnya ada Nabi SAW dan para sahabat yang mulia. Tentu bisa dibayangkan, bagaimana keadaan orang-orang yang setiap saat melanggar perintah Nabi SAW. Tidak takutkah mereka terhadap azab yang akan ditimpakan? []
SUMBER: ASYSYARIAH