SUATU ketika di waktu shalat jamaah subuh, Jibril datang kepada Rasulullah saw. jibril datang menggelar salah satu sayapnya di punggung Rasulullah saw. ketika sedang rukuk. Peristiwa ini membuat rukuk Rasulullah saw. begitu lama.
Bukan tanpa sebab Jibril menggelar salah satu sayapnya pada punggung Rasulullah saw. pasti ada alasan mendasar yang menyebabkannya berlaku demikian.
BACA JUGA: 7 Fakta tentang Ali bin Abi Thalib
Setelah Jibril pergi barulah beliau bisa i’tidal dan meneruskan shalat hingga selesai. Usai shalat para sahabat terheran-heran, dan salah satunya bertanya, “Apa yang terjadi, wahai Rasulullah, sehingga engkau memperpanjang rukuk begitu lama yang sebelumnya tidak pernah engkau lakukan?”
Nabi saw. menceritakan tentang malaikat Jibril yang menahan beliau dalam ruku. Sahabat itu bertanya lagi, “Mengapa bisa seperti itu??”
Nabi saw. bersabda, “Aku tidak tahu!”
Karena Rasulullah saw. memang tidak mengetahui alasan malaikat Jibril menggelar salah satu sayapnya pada punggung Rasulullah itu.
Tidak berapa lama Jibril datang lagi dan kali ini Jibril datang untuk mengemukakan alasannya menggelar sayap di punggung Rasulullah. Malaikat itu berkata, “Wahai Muhammad, Ali tergesa-gesa untuk ikut berjamaah, tetapi di depannya ada seorang lelaki tua nashrani yang berjalan sangat pelan. Ali tidak mau mendahuluinya karena sangat memuliakan lelaki tua itu! Karena itu Allah memerintahkan aku untuk menahanmu dalam ruku,agar Ali dapat ikut jamaah!”
Nabi saw.tampak terkagum-kagum dengan penjelasan Jibril tersebut, tetapi Jibril meneruskan, “Yang lebih mengagumkan lagi, Allah memerintahkan malaikat Mikail untuk menahan perputaran matahari dengan sayapnya, sehingga waktu subuh tidak habis karena menunggu Ali hadir!”
BACA JUGA: 4 Tingkatan Manusia dalam Membantu Kezaliman
Nabi saw. memanggil Ali. Untuk mengkonfirmasi kejadian perjalanannya menuju Masjid, Ali berkata dengan tenangnya seolah-olah tidak ada sesuatu yang ajaib terjadi, “Benar, ya Rasulullah, lelaki tua itu sangat pelan jalannya dan aku tidak suka untuk mendahuluinya karena memuliakannya. Tetapi ternyata ia tidak datang untuk shalat, untungnya engkau masih dalam keadaan ruku’ sehingga aku tidak tertinggal shalat jamaah bersamamu!”
Nabi saw. hanya tersenyum, dan menceritakan permasalahannya kepada para sahabat. Setelah itu beliau bersabda, “Inilah derajat orang yang memuliakan seorang lanjut usia, walau ia bukan seorang muslim!” []
Sumber: Kisah Sahabat Nabi/ Ad-Dzikr Studio