PAREPARE– Kasus dipidananya seorang guru di Parepare, tetiba menjadi viral. Guru mata pelajaran agama itu divonis bersalah oleh Pengadilan Negeri Parepare, karena dituding memukul siswa yang engggan salat duhur.
Protes meluas. Solidaritas para pendidik diuji. Organisasi keguruan ditagih perannya. Namun yang pertama mengambil inisiatif adalah Gerakan Save bu Darma. Kemarin, telah duduk bersama para aktivis dari Pemuda Muhammadiyah, Kopera, IGI dan PGHI, serta Komunitas Parependen. Mereka menginisasi gerakan ini.
“Pemuda Muhammadiyah dan seluruh elemen yang ada disini, menegaskan diri mengawal kasus ini. Bu Darma tidak sendiri,” tegas Ketua Pemuda Muhammadiyah Parepare, Yadi Arodhiskara.
Senada, Ketua Kospera Muh Nasir Dollo yang sedari awal mengawal kasus ini, menyebut sejumlah kejanggalan dalam vonis guru bersahaja tersebut. Dosen FH Umpar itu akan menempuh seluruh jalan untuk mementahkan vonis bu Darma. “Citra Parepare sebagai kota peduli pendidikan makin tercoreng,” kritiknya.
Pegiat Parependen yang juga aktivis PM, Ahmad Kohawan menyebut, solidaritas para guru tengah diuji dengan adanya kasus ini. Dia mengajak para guru dan aktivis sosial mengawal bu Darma Jumat siang, saat akan mengambil salinan putusan di PN Parepare.
“Apalagi yurisprudensi MA jelas menyebutkan guru tidak bisa dipidana karena mendisiplinkan siswa. Disini, peran PGRI dan organisasi guru lainnya ditagih,” tegas kandidat doktor Universitas Hasanuddin itu seperti dikutip dari TribunParepare
Bu Darma sendiri terharu dengan gerakan dukungan atas kasus yang menimpa dirinya. Dia tidak membantah telah memukul siswa. Namun itu bukan tanpa alasan. Darma juga bukan tipe guru ‘killer’. SMA ini memang mewajibkan salat duhur berjamaah.
“Nah siswa ini paling bandel dan banyak celoteh saat diingatkan salat. Namanya kita ingin agar siswa kita disiplin, jadi lengannya saya pukul. Tapi sama sekali tidak keras sehingga keliru jika disebut berbekas sampai dirawat di puskesmas,” urainya.
Dia juga mementahkan tudingan yang menyebut dia memukul siswa memakai sepatu berulang-ulang. Setelah kejadian itu, Darma mengaku didatangi oknum LSM. Dia marah-marah, lalu banting ID Card didepan para guru.[]