SEMUA Nabi mesti bekerja keras membangun masyarakatnya. Allah tidak memudahkan begitu saja, meskipun tentu saja Ia sangat bisa. Allah tidak membuat umat langsung patuh dan menerima apa pun yang disampaikan para nabi dan rasul.
Lihat Nabi Musa AS, yang penuh perjuangan yang luar biasa membina masyarakat Bani Israil, hijrah untuk bertemu Nabi Syuaib AS, menghadapi Firaun, serta memimpin penyelamatan besar-besaran Bani Israil dari Mesir ke Palestina yang memakan waktu puluhan tahun.
Demikian pula dengan Nabi Muhammad SAW yang baik pada periode Mekkah maupun Madinah selalu harus bekerja keras untuk mendakwahkan Islam. Setiap saat ia harus berada di tengah umat untuk membina mental, membentuk kader, membangun jaringan, memimpin perang, dan lain-lain.
Untuk menjalankan tugas kerasulannya, ia tak cukup hanya berdzikir di masjid, meskipun dzikir dan shalat sangatlah istimewa. Tidak cukup hanya nasihat, petunjuk, dan arahan, namun sering kali harus dituntun dan dicontohkan. [].
Referensi: Tangan-tangan yang Dicium Rasul/Syahyuti/Pustaka Hira/2011