RASULULLAH SAW dan para sahabat adalah orang-orang yang menyukai kerja. Selain bekerja untuk umatnya, beliau melubangi dan menjahit sendiri sandalnya, menambal sendiri bajunya, memeras sendiri susu kambingnya, dan melayani keluarga.
Nabi juga sering ikut membantu istrinya membersihkan rumah.
Mereka telah memberikan contoh dan teladan mulia dalam menyeimbangkan antara kepentingan mencari dan menyebarkan ilmu serta mencari nafkah.
Para nabi dan rasul bekerja untuk menompang keberlangsungan dakwah. Bekerja mencari nafkah dengan berniaga, bertani, dan beternak. Ini tidak dianggap menjatuhkan martabat dan tidak menurunkan kualitas tawakal mereka.
Para ulama pun tergolong orang-orang yang rajin bekerja dan ulet dalam berusaha, namun mereka juga gigih dan tangguh dalam menuntut ilmu dan menyebarkan agama.
Ketika menjadi Khalifah, Abu Bakar pergi ke pasar setiap hari memanggul beberapa helai pakaian untuk dijual. Ketika bertemu dengan Umar bin Khattab dan Ubaidah bin Jarrah, ia bertanya: “Bagaimana engkau berdagang sementara engkau menjadi pemimpin kaum muslimin?”
Abu Bakar menjawab, “Dari mana aku menghidupi keluargaku?”
Padahal sebagaimana Umar, Abu Bakar juga memperoleh bagian dari baitul mal (rumah harta). [].
Referensi: Tangan-tangan yang Dicium Rasul/Syahyuti/Pustaka Hira/2011