• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Senin, 12 Mei 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Dari Anda Renungan

Karunia Anak Bukanlah Tanda Cinta Allah pada Kita

Oleh Eva F Hasan
8 tahun lalu
in Renungan
Waktu Baca: 2 menit baca
A A
0
Foto: Pixabay

Foto: Pixabay

0
BAGIKAN

Oleh: Ratna Dewi Idrus
Penulis Agar Anak Kita seperti Nabi Ismail

JIKALAU anak adalah ukuran kasih sayang Allah pada hamba-Nya, tentulah Nabi Ibrahim dikaruniakan-Nya anak yang banyak karena Nabi Ibrahim adalah hamba kesayangan-Nya, sebagaimana diabadikan-Nya dalam kitab suci-Nya, “Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya,” (QS. An-Nisaa [4]: 125).

Akan tetapi, hamba yang menjadi kesayangan-Nya itu justru tidak dikaruniakan-Nya anak hingga berusia tua. Di detik-detik pengharapan yang sangat itu, dengan doa yang tak putus dan hati yang tulus agar diberikan anak yang saleh, barulah karunia itu diberikan-Nya, yaitu Nabi Ismail, dari hamba sahaya yang dihadiahkan istri tercintanya, Sarah.

Anak bukanlah tanda cinta Allah pada kita, sebagaimana orang-orang jahiliyah di masa Rasulullah beranggapan bahwa anak yang mereka miliki adalah tanda cinta Allah pada mereka.

ArtikelTerkait

Saat Engkau Mudah Berbuat Kebaikan

Mengapa Hati Menjadi Keras?

Apakah Engkau Sulit Melakukan Shalat Malam?

Usia, Aku Gunakan untuk Apa?

Hal ini terlukis dalam Al-Qur’an, “Kami lebih banyak mempunyai harta dan anak-anak daripada kamu dan kami sekali-kali tidak akan diazab.” (QS. Saba [34]: 35).

Allah mengutus Rasulullah untuk mengubah apa yang menjadi kekeliruan mereka selama ini. Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan membatasi bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Hal ini sebagaimana firman-Nya,

“Apakah mereka mengira harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu bermakna bahwa Kami bersegera memberi kebaikan pada mereka?” (QS. Al Mukminuun [23]: 55-56)

Anak merupakan bagian dari rezeki yang dikaruniakan Allah kepada kita. Banyak sedikitnya anak yang kita punya bukanlah ukuran besarnya cinta Allah kepada kita. Dia memberikan anak yang banyak kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan tidak memberikan anak kepada siapa yang dikehendaki-Nya.

Dia memberikan anak lelaki kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan memberikan anak perempuan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dia memberikan anak lelaki dan perempuan kepada siapa yang dikehendaki-Nya pun tidak memberikan anak lelaki maupun perempuan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Hanya Allah Yang Maha Mengetahui tentang hamba-hamba-Nya.

Baca Juga: Pak, Mohon Izinkan Anak Saya Bolos Sekolah!

Yang mendekatkan kita kepada Allah bukanlah harta dan anak yang banyak, melainkan keimanan dan amal saleh kita. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah saw., “Allah Ta’ala tidak memandang penampilan dan kekayaanmu, namun Dia memandang kalbu dan amalmu.” (HR. Muslim).

Jadi, janganlah bersedih jika kita tidak diberikan karunia berupa anak karena kita pun bisa mendidik anak-anak lain.

Jika titik penyadaran itu sudah ditanamkan, tentulah kita akan sangat bersyukur ketika dikaruniai anak sebagaimana Nabi Ibrahim AS dan siap jika sewaktu-waktu karunia itu diminta-Nya kembali.

Advertisements

Mensyukuri anugerah anak yang dikaruniakan Allah adalah dengan cara berbuat amal saleh dan berupaya menjadi pendidik yang baik. Allah akan memberikan pahala yang berlipat ganda, dari sepuluh, tujuh ratus, sampai dengan hitungan tak terhingga.

Tugas kita adalah mendidik mereka agar memiliki akidah (keyakinan kepada Allah) yang kuat, beribadah sungguh-sungguh kepada Allah, dan giat menuntut ilmu untuk petunjuk amalan yang harus mereka kerjakan sebagai khalifah di dunia ini.

Dengan begitu, mereka siap menjadi hamba yang ikhlas mengorbankan diri untuk Allah semata, sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Ismail AS.

Untuk bekal mendidik mereka, tentunya kita juga harus gemar menuntut ilmu. Ilmu membuat kita tenang dalam mendidik anak-anak dan sebagai benteng kehormatan diri.

Kebahagiaan itu tercipta manakala kita berusaha sekuat mungkin untuk menjadi pendidik sejati, kemudian berserah diri kepada Allah, merasa cukup dengan karunia yang ada, dan Allah pun akan mencukupkan nikmat-Nya kepada kita. []

Sumber: Buku “Agar Anak Kita seperti Nabi Ismail”

Tags: Anakip renunganNabi IsmailParentingRatna Dewi Idrus
Share5264SendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Uang 10 Ribu dan 20 Bungkus Kerupuk

Next Post

Kemana Para Ayah…

Eva F Hasan

Eva F Hasan

Terkait Posts

Rahmat Allah, Kebaikan

Saat Engkau Mudah Berbuat Kebaikan

11 Mei 2025
Penghina Nabi, Orang yang Murtad, Hati

Mengapa Hati Menjadi Keras?

10 Mei 2025
Tahajjud, Amalan di Pagi Hari, Shalat Taubat, Renungan, Tahajjud, Shalat Malam

Apakah Engkau Sulit Melakukan Shalat Malam?

9 Mei 2025
Orang yang Lemah dalam Beramal, Sengsara, Amalan, dukun sihir, Usia

Usia, Aku Gunakan untuk Apa?

7 Mei 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

ChatGPT

Apa Itu ChatGPT dan Apa Kegunaannya?

Oleh Dini Koswarini
12 Mei 2025
0

Shalat Khusyu, Shalat Tarawih, Muwashofat

10 Muwashofat (Karakteristik) Seorang Muslim

Oleh Saad Saefullah
12 Mei 2025
0

Ciri Kiamat Besar, Hari Kiamat

Hura-hara Hari Kiamat

Oleh Saad Saefullah
12 Mei 2025
0

Tolak Lamaran Nikah, Hukum Suami Berbohong pada Istri untuk Kebaikan

Hukum Suami Berbohong pada Istri untuk Kebaikan

Oleh Dini Koswarini
12 Mei 2025
0

Bahaya Ujub, tanda riya, Penyakit Ain, tanda riya, Hikmah Menjaga Pandangan,Sombong, Ciri Orang Sombong, tanda mata rabun

6 Macam Riya yang Harus Diwaspadai dalam Kehidupan Sehari-hari

Oleh Dini Koswarini
11 Mei 2025
0

Terpopuler

Penyebab Suhu di Indonesia yang Panas Banget, Capai 37 Derajat!

Oleh Dini Koswarini
11 Mei 2025
0
Penyebab Suhu di Indonesia

Suhu panas ekstrem di Indonesia yang mencapai 37°C disebabkan oleh kombinasi beberapa faktor alami dan global.

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Bahaya Sarung Bantal yang Jarang Dicuci: Ancaman Tersembunyi di Tempat Tidur

Oleh Yudi
10 Mei 2025
0
bantal

Tidur di atas sarung bantal kotor bisa membuat rambut lebih mudah berminyak, kusam, dan bahkan rontok karena gesekan dan kontaminasi.

Lihat LebihDetails

Hukum Suami Berbohong pada Istri untuk Kebaikan

Oleh Dini Koswarini
12 Mei 2025
0
Tolak Lamaran Nikah, Hukum Suami Berbohong pada Istri untuk Kebaikan

Apa hukum suami berbohong pada istri untuk kebaikan?

Lihat LebihDetails

Maksud “Iman Akan Kembali ke Madinah”

Oleh Haura Nurbani
11 Mei 2025
0
Tata Cara Melaksanakan Sa'i, Takbir Idul Adha, Mekkah,Nusantara, Madinah, Abrahah, puasa, 15 Larangan di Bulan Dzulhijjah, adzan

Apa makna sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam “Sesungguhnya iman itu akan kembali ke Madinah sebagaimana kembalinya ular ke lubangnya.”...

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.