RASULULLAH SAW bersabda dalam hadis yang diriwayatkan Abdullah bin Amar:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ ، ارْحَمُوا مَنْ فِي الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ
“Para penyayang akan disayangi Sang Maha Penyayang. Maka, sayangilah semua makhluk di muka bumi, niscaya kalian akan disayangi siapa pun yang ada di langit.”
Kasih sayang bukan hanya antara sesama manusia, tapi dapat pula ditunjukkan kepada sesama makhluk hidup di alam semesta, seperti hewan dan tumbuhan.
Syekh al-Ushfuri dalam Mawaizh Al-‘Ushfuriyyah menukilkan sebuah kisah dari Umar bin Khattab. Kisah ini menjadi gambaran tentang hadis yang diriwayatkan di atas.
BACA JUGA: Lembut Hati, Umar bin Khattab Sangat Peduli pada Kesejahteraan Bayi
Diriwatkan bahwa setelah Umar bin Khattab meninggal dunia, beberapa ulama mengaku bermimpi bertemu dengan sang khalifah kedua itu.
“Bagaimana keadaanmu? Apa yang telah Allah lakukan terhadapmu?” itulah pertanyaan yang diajukan kepada Umar.
“Allah memaafkanku dan mengampuni dosa-dosaku,” jawab Umar.
“Apa yang membuat Allah mengampunimu? Apakah kedermawananmu, keadilanmu, ataukah karena kezuhudanmu?”
“Tak lama setelah kalian menguburku dan menimbunku dengan tanah, lalu kalian meninggalkanku sendirian, datanglah kepadaku dua malaikat yang sangat menyeramkan wujudnya.” ungkap Umar.
“Akalku pun melayang, dan sendi-sendi tulangku gemetaran begitu melihat keduanya. Keduanya lantas memegangku, mendudukkan, dan hendak menanyaiku,” lanjutnya.
“Namun, tiba-tiba aku mendengar suara gaib berkata, ‘Tinggalkanlah hamba-Ku itu dan jangan kalian berdua menakutinya! Sesungguhnya Aku menyayanginya dan telah kuampuni dosa-dosanya. Sebab, di dunia dulu ia menyayangi seekor burung sehingga Aku pun menyayanginya di akhirat ini,'” demikian Umar mengisahkan.
Burung yang dimaksud rupanya adalah hewan yang sempat dilihat khalifah Umar ketika suatu hari berjalan menyusuri Madinah. Kala itu, tak sengaja, Umar melihat seorang bocah memegang seekor burung dan mempermainkannya.
BACA JUGA: Peristiwa Menjelang Wafatnya Umar bin Khattab
Umar merasa iba terhadap burung tersebut.
“Wahai anakku, maukah engkau melepaskan atau menjual burung itu kepadaku?” kata Umar.
Mendengar Umar akan membelinya, anak kecil itu pun gembira, “Baiklah tuan, silakan.”
Anak kecil itu kegirangan.
Setelah mendapatkan burung pipit tersebut, Umar lalu mengelus-elus bulu halus si burung pipit. Tujuannya, tentu saja agar burung itu merasa nyaman dan tenang. Umar ingin menunjukkan bahwa dirinya akan memperlakukan burung itu dengan sebaik-baiknya.
Setelah dirasa cukup tenang maka Umar langsung melepaskan burung pipit itu ke angkasa. Dan, burung pipit itu terbang bebas.
Demikianlah, bahkan kasih sayang terhadap seekor burung pipit sekalipun dapat melapangkan kubur seorang insan yang beriman. []
Referensi: Mawaizh Al-‘Ushfuriyyah/Karya: Syekh al-Ushfuri/Penerbit: Qalam/Tahun: 2019