SETIAP perbuatan akan dimintai pertanggungjawabannya. Kelak, di akhirat manusia akan dituntut untuk itu. Namun, hal ini kadang dilalaikan. Banyak orang yang lupa bahkan menyepelekannya.
Padahal, para pendahulu dari golongan sahabat, tabi’in dan ulama amat menekankan pentingnya pertanggungjawaban diri tersebut.
BACA JUGA: Tanggung Jawab Bukan Perkara Sepele
Berikut adalah beberapa ucapan para teladan umat itu selama berabad-abad yang semoga dapat mendorong kita untuk memperhitungkan diri kita sendiri, sebelum Perhitungan Terakhir kelak:
1 Umar bin Khattab
Dia berkata, “Pertanggungjawabkan dirimu sebelum kamu dimintai pertanggungjawaban dalam perhitungan, dan timbang perbuatanmu sebelum itu ditimbang untukmu, karena perhitungan besok (hari Kebangkitan) menjadi lebih mudah ketika kamu menahan diri untuk perhitungan hari ini; Bersiaplah untuk pameran besar, pada hari itu Anda akan diekspos dan tidak ada yang akan disembunyikan.”
Dia pernah menulis surat kepada beberapa pejabatnya yang mengatakan, “Tahan diri Anda dalam perhitungan pada saat-saat mudah sebelum Anda ditahan dalam perhitungan pada saat-saat sulit (di akhirat), karena dia yang menahan diri dalam perhitungan pada saat-saat mudah. akan mendapat akibat yang menyenangkan dan akan bersukacita; dan dia yang menjadi sibuk dengan kehidupan dan keinginan (dan tidak menahan diri dalam perhitungan) akan menyesal dan kalah.”
2 Hasan bin Ali bin Abi Thalib
Dia berkata, “Kamu akan menemukan orang beriman selalu menahan diri dalam perhitungan, apa yang ingin saya lakukan? Apa yang ingin saya makan? Apa yang ingin saya minum? Tetapi orang berdosa akan terus berjalan tanpa menahan diri dalam perhitungan.”
Dia juga berkata, “Orang beriman selalu menahan diri dalam berhitung, dan berhitung menjadi mudah pada hari kiamat hanya bagi mereka yang menahan diri dalam perhitungan selama hidup mereka; dan menjadi sulit bagi mereka yang menjalani hidup tanpa perhitungan.”
3 Maimun bin Mahran
Dia berkata, “Budak tidak akan mencapai ketakwaan sampai ia menjadi lebih keras pada dirinya sendiri di hitung-hitung dari mitra pelit ketika ia mempertanyakan rekannya; dan itulah mengapa dikatakan bahwa diri itu seperti pasangan yang mengkhianati, jika Anda tidak menahannya dalam menghitung kekayaan Anda akan sia-sia.”
4 Malik bin Dinar
Dia berkata, “Semoga Allah mengasihani seorang budak yang berkata pada dirinya sendiri, ‘Bukankah kamu orang yang melakukan ini dan itu?’ Kemudian dia menahannya dan memaksanya untuk mematuhi Quran dan Sunnah (tradisi Nabi) dan mengambil kendali atasnya.”
5 Ibnu Mulaykah
Dia berkata, “Saya bertemu dengan tiga puluh sahabat Nabi sallallaahu ‘alayhi wa sallam dan masing-masing dari mereka takut bahwa dia adalah seorang munafik.”
6 Al Fudhayl bin Iyaadh
Dia pernah berkata kepada seseorang, “Berapa tahun telah berlalu dari hidupmu sejauh ini?”
Pria itu berkata, “Enam puluh tahun.”
Al-Fudhayl berkata, “Maka kamu telah memulai perjalanan menuju Tuhanmu, dan kamu hampir sampai pada takdirmu.’”
7 Abu Darda’
Dia berkata, “Hidupmu hanyalah hari-hari, kapanpun hari berlalu, sebagian dari dirimu telah habis.”
8 Ibnu Qayyim al Jauziyah
Dia berkata, “Jika seseorang melihat para sahabat semoga Allah senang dengan mereka dia akan menemukan bahwa mereka bekerja keras namun paling takut kepada Allah, sementara kita menggabungkan antara kelalaian dan rasa aman (dari hukuman).“
BACA JUGA: Mendidik Tanggung Jawab pada Anak, Ini Caranya
Lantas, bagaimana seseorang mengambil perhitungannya untuk diri sendiri?
Ibn Al-Qayyim mengatakan bahwa itu dilakukan dengan urutan sebagai berikut:
Pertama, mulailah dengan hal-hal yang wajib dan perbaiki segala kekurangannya.
Kedua, periksa larangannya, dan bertobat, mencari pengampunan atas pelanggaran yang dilakukan dan berusaha untuk melakukan perbuatan baik untuk menghapus perbuatan buruk.
Ketiga, pertahankan diri Anda dalam memperhitungkan kelalaian Anda dengan menyebut Allah Yang Maha Kuasa (zikir).
Keempat, pertanggungjawabkan diri Anda atas penggunaan lidah, mata, telinga, kaki, dan tangan. Apa yang Anda maksudkan dengan menggunakannya? Dan bagaimana Anda menggunakannya? []
SUMBER: ISLAMWEB