BERANDAI-andai dan mengeluh sudah menjadi tabiat manusia. Terutama saat menghadapi kegagalan dan peliknya masalah dalam kehidupan. Seringkali kita berkata “seandainya dulu saya melakukan ini dan tidak melakukan itu…”
Padahal Islam melarang mengucapkan “andaikata” maupun “seandainya” karena dianggap tidak menerima ketetapan yang diberikan Allah SWT. Larangan ini termaktub di Al-Qur’an dan Hadits, mari simak fatwa ulama berikut ini:
“Mereka (orang-orang munafik) mengatakan: seandainya kita memiliki sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya (kita tak akan terkalahkan) dan tidak ada yang terbunuh di antara kita di sini (perang uhud). Katakanlah : ‘Kalaupun kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh. Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji (keimanan) yang ada dalam dadamu, dan membuktikan (niat) yang ada dalam hatimu. Dan Allah Maha Mengetahui isi segala hati.” (QS. Ali Imran: 154).
BACA JUGA: Orang yang Sakit Hendaknya Bergembira, Kok?
Diriwayatkan dalam shahih Muslim dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Bersungguh-sungguhlah dalam mencari apa yang bermanfaat bagimu, dan mohonlah pertolongan kepada Allah (dalam segala urusanmu), dan janganlah sekali-kali kamu bersikap lemah, dan jika kamu tertimpa suatu kegagalan, maka janganlah kamu mengatakan: ‘Seandainya aku berbuat demikian, tentu tidak akan begini atau begitu ’tetapi katakanlah: ‘Ini telah ditentukan oleh Allah, dan Allah akan melakukan apa yang Ia kehendaki,’ karena kata ‘seandainya’ itu akan membuka pintu perbuatan setan.”
Rasulullah SAW meminta agar umatnya mengucapkan ucapan-ucapan yang baik dan bersabar saat menjumpai suatu kegagalan atau mendapat suatu musibah. Bukan dengan mengeluh atau berandai-andai yng bisa membuka pintu setan. Rasul juga meminta umatnya mengimani bahwa apa yang terjadi adalah takdir Allah.
Rasulullah SAW juga memerintahkan umatnya bersungguh-sungguh dalam mencari segala yang bermanfaat (untuk di dunia dan di akhirat) dengan senantiasa memohon pertolongan Allah. Tujuannya tidak lain agar kita tidak mengalami kekecewaan lantaran kurangnya usaha yang kita lakukan.
BACA JUGA: Andai Aku Kaya
Kedua ayat di atas menunjukkan adanya larangan untuk mengucapkan kata “seandainya” atau “andaikata” dalam hal-hal yang telah ditakdirkan oleh Allah. Ucapan demikian termasuk sifat-sifat orang munafik, juga menunjukkan bahwa konsekuensi iman ialah pasrah dan ridho kepada takdir Allah, serta rasa khawatir seseorang tidak akan dapat menyelamatkan dirinya dari takdir tersebut. Wallahualam. []
SUMBER: QURANDANSUNNAH