Oleh: Muhammad Ramli
ramrisf@ymail.com
SEORANG pemuda datang kepada Nabi ﷺ. “Ayahku bermaksud mengambil hartaku, ya Rasulullah.”
Lalu Rasulullah meminta, “Panggil dia kemari.”
Setelah si bapak tiba, Nabi bersabda, “Anakmu menyangka kamu akan mengambil hartanya?”
Si bapak bergeming, lalu berkata kepada Nabi, “Tanyakan ya Rasul apakah ia pernah memberi nafkah kepada bibi-bibinya, atau kerabat-kerabatnya, atau bahkan kepadaku dan keluargaku?”
BACA JUGA: Kepala Ayam Kesukaan Ayah
Lalu Rasul mengatakan, “Baiklah, coba dengarkan apa yang ada dalam hatimu.”
Lalu sang ayah yang sudah lanjut usia tadi mengatakan apa yang ada dalam hatinya:
Kusuapi kau saat bayi
Kuasuh kau hingga dewasa
Kaureguk seluruh jerih payahku
Hingga puas
Bila pada malam hari
Kau tiba-tiba jatuh sakit
Mataku tak bisa terpejam
Resah di hatiku menghujam
Cemas hatiku
Kau dijemput maut
Padahal tahu
Ajal tak pernah surut
Seolah akulah yang remuk
Bukan kau
Hingga mata pecah
Dan air mata tumpah
Kini setelah dewasa
Dan segenap cita-cita
Yang kurajut dulu
Telah tersemat di dadamu
BACA JUGA: Ayah Bunda, Tunjukkanlah Rasa Cinta pada Anak-anakmu
Kau balas aku
Dengan kata-kata seruncing duri
Setajam mata pedang
Seolah kaulah sang pemberi kenikmatan
Aduhai
Kini kau abaikan hakku
Sebagai bapakmu
Seolah aku tetangga jauhmu
Setelah selesai, saat itu pula Nabi langsung bersabda kepada sang anak, “Kau dan hartamu adalah milik ayahmu.” []