IBNU Ishaq menceritakan: Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam berjumpa dengan Nu’man bin Adha, Bahri bin Amr dan Syas bin Qais. Mereka terlibat dalam sebuah percakapan dengan Rasul dan beliau mengajak mereka kepada agama Allah, serta memberi peringatan akan siksa Allah. Mereka berkata “Janganlah engkau mengintimidasi kami wahai Muhammad, karena kami anak-anak dan kekasih- kekasih Allah persis sebagaiama perkataan orang-orang Kristen.”
Lalu Allah ‘Azza wa Jalla menurunkan ayat:
وَقَالَتِ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَىٰ نَحْنُ أَبْنَاءُ اللَّهِ وَأَحِبَّاؤُهُ ۚ قُلْ فَلِمَ يُعَذِّبُكُمْ بِذُنُوبِكُمْ ۖ بَلْ أَنْتُمْ بَشَرٌ مِمَّنْ خَلَقَ ۚ يَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا ۖ وَإِلَيْهِ الْمَصِيرُ
Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan: “Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasihNya.” Katakanlah: “Maka mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu?” (Kamu bukanlah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya), tetapi kamu adalah manusia (biasa) di antara orang-orang yang diciptakan-Nya. Dia mengampuni bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi serta apa yang ada antara keduanya. Dan kepada Allah-lah kembali (segala sesuatu). ” (QS. al-Maidah: 18).
BACA JUGA: Ketika Abu Bakar dan Umar Tak Mampu Melakukannya, Rasulullah Utus Ali bin Abi Thalib
Ibnu Ishaq melanjutkan: Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam menyeru orang-orang Yahudi untuk masuk Islam, dan memberi peringatan kepada mereka akan hukuman Allah. Namun sayang mereka menolak untuk masuk Islam, dan tetap mengingkari terhadap ajaran yang beliau bawa.
Kemudian Muadz bin Jabal, Sa’ad bin Ubadah, dan Uqbah bin Wahb berkata kepada mereka, “Wahai orang-orang Yahudi, bertakwalah kepada Allah. Demi Allah, kalian telah mengetahui bahwa beliau adalah utusan Allah, jauh sebelum beliau diutus menjadi rasul, dan kalian pun telah memaparkan dan menerangkan ciri-cirinya kepada kami.”
Rafi’ bin Huraimalah dan Wahb bin Yahudza berkata, “Kami tidak pernah mengatakan hal itu kepada kalian. Allah tidak menurunkan kitab, tidak mengutus rasul dan pemberi peringatan setelah Musa.”
BACA JUGA: Julukan Abu Turab untuk Ali bin Abu Thalib dari Rasulullah
Lalu Allah ‘Azza wa Jalla pun menurunkan firman-Nya tentang perkataan Rafi’ bin Huraimalah, dan Wahb bin Yahudza:
يَا أَهْلَ الْكِتَابِ قَدْ جَاءَكُمْ رَسُولُنَا يُبَيِّنُ لَكُمْ عَلَىٰ فَتْرَةٍ مِنَ الرُّسُلِ أَنْ تَقُولُوا مَا جَاءَنَا مِنْ بَشِيرٍ وَلَا نَذِيرٍ ۖ فَقَدْ جَاءَكُمْ بَشِيرٌ وَنَذِيرٌ ۗ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepada kamu Rasul Kami, menjelaskan (syariat Kami) kepadamu ketika terputus (pengiriman) rasul-rasul, agar kamu tidak mengatakan: “Tidak datang kepada kami baik seorang pembawa berita gembira maupun seorang pemberi peringatan.” Sesungguhnya telah datang kepadamu pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. al-Ma’idah: 19).
Kemudian Allah memaparkan kisah Musa kepada mereka, apa yang Nabi Musa terima dari mereka, protes mereka dan perintah Allah yang ditolak oleh mereka hingga mereka terlunta-lunta di muka bumi selama empat puluh tahun sebagai hukuman atas tindakan mereka. []
Referensi: Sirah Nabawiyah perjalanan lengkap Kehidupan Rasulullah/ Asy Syaikh Al Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al Albani/ Akbar Media