ENTAH kenapa, saya tidak begitu doyan mendengarkan tausiyah atau materi apapun dari YouTube atau video lainnya dari google dan medsos lainnya.
Saya hampir jarang mendengarkan sesuatu begitu intens yang berhubungan dengan ilmu agama dari internet.
BACA JUGA: Keburukan Kita, Kebaikan Orang Lain
Bukannya materinya tidak bagus. Siapa meragukan keilmuan Ustadz Adi Hidayat atau Ustadz Abdul Somad? Duh, saya mah jauuuh. Makanya, saya seringkali jengah kalau dipanggil ustadz. Ustadz KW mah, iya kali.
Bagi saya, membaca buku, dan datang ke majelis ilmu tiada bandingannya. Duduk menghadap seorang guru menuturkan ilmu dan tausiyah-nya sungguh menjadi sesuatu yang sangat berharga.
Ada wajah-wajah lain yang bisa dilihat. Ada semangat ustadz dan bagaimana mashdar sebuah ilmu tersampaikan.
Ah, pokoknya, duduk di majelis ilmu itu, nikmatnya luar biasa.
BACA JUGA: Kalau Kamu Menikah dengan Dia…
Betul juga sih, mendengarkan nasihat dari YouTube bisa sambil kerja. Atau sambil jalan. Jadinya, kita bisa multitasking.
Tapi gitu deh ya, mungkin saya ini produk zaman old. Susah sekali menerima perkembangan zaman.
Saya ingat nasihat seorang guru saya di Depok, Ustadz Ihsan Tandjung, “Di zaman yang bolak-balik seperti sekarang ini, jangan sampai engkau tinggalkan dua perkara: beramal baik, dan duduk di majelis ilmu.” Demikian. []