KULITNYA hitam legam. Kelas sosialnya paling bawah, hamba sahaya. Awal keislamannya lengkap dengan derita. Tapi belasan tahun kemudian pada sebuah pagi di Madinah, sebuah kisah supranatural tentangnya dikabarkan.
Usai shalat Subuh, Nabi saw memanggil mantan budak Abu Bakar Shidiq ini.
“Semalam aku bermimpi,” kata Nabi saw memulai sebuah kisah yang akan membuat si pelafal kalimat Ahad saat disiksa dulu terkaget-kaget.
BACA JUGA: Air Mata Cinta Bilal bin Rabah
“Aku masuk dan melihat-lihat surga. Tiba-tiba aku dengar di depanku ada suara orang berjalan. Hentakan kaki dan suara sendalnya aku hapal. Itu sendal kamu,” lanjut Nabi saw yang membuat para sahabat makin penasaran.
Sahabat penasaran, apa gerangan yang membuat juru adzannya ini berjalan di depannya di surga?
Segera Nabi saw bertanya, “Coba kabarkan kepadaku, amal terbaik apa yang kamu lakukan semenjak kamu masuk Islam, sampai-sampai di surga, suara sandalmu aku dengar ada di depanku?”
Amal apakah gerangan yang akan dia kabarkannya kepada Nabi saw. Apakah pengorbanannya dulu ketika dihimpit dengan batu besar nan panas oleh para pembesar Quraisy karena dia masuk Islam.
Ataukah kedudukannya sebagai juru adzan sepanjang hayat Nabi saw. Atau mungkin karena peperangan besar yang diikutinya bersama Nabi saw.
“Amal yang paling aku harap diterima Allah swt itu adalah… ” sang putra Rabah ini mulai buka rahasia.
BACA JUGA: Meneladani Kesederhanaan Bilal
“Aku selalu berwudhu di pagi dan malam hari. Setelah wudhu itu aku tunaikan shalat dua rakaat. Dan setiap kali aku batal, aku segera berwudhu lagi.”demikian amal rahasianya dia ungkapkan kepada Nabi saw.
Demikianlah, dawam wudhu dan shalat sunat wudhu telah menjadi tiket Surga bagi Bilal bin Rabah, Sang Juru Adzan Nabi Muhammad saw. []
Sumber : Hadits Muslim
K.H. Marfu Muhyiddin Ilyas, MA
A’wan PCNU Kabupaten Purwakarta Jawa Barat
Direktur Pembinaan Sekolah Menengah dan Perguruan Tinggi Muhajirin
IG: @guru4ngaji