KATANYA, ketika usia Anda memasukki 35 tahun, rasa bahagia sedikit demi sedikit dari dalam diri Anda. Entah betul tidaknya.
Ada pemandangan yang menyita perhatian saya kala sore itu di Rest Area 88 arah Jakarta menuju Bandung. Seorang ibu dan anak perempuannya seusia 8 tahunan yang terlihat riang dalam canda, berjalan sesekali berhenti dari tong sampah ke tempat sampah lainnya mengambil botol-botol plastik sisa minuman. Bukan mengambil botol bekasnya yang jadi perhatian saya, tapi pakaian yang mereka gunakan dan keceriaan mereka yang mencuri perhatian saya. Mereka berkerudung dan berpakaian panjang longgar sangat baik menutup auratnya meski pakainnya terlihat lusuh.
BACA JUGA: 5 Macam Kebahagiaan Menikah
Kebahagian terlihat begitu jelas dalam gerak gerik mereka. Entah apa yang membuat mereka begitu bahagianya. Yang pasti saya melihat rasa syukur mereka terhadap kerja mereka. Soalnya ketika mengambil botol-botol itulah riangnya mereka tampak begitu jelas.
Akhirnya saya menepikan kendaraan saya mendekati ibu dan anak itu. Saya pun tertarik berbagi kebahagian dengan apa yang saya miliki. “Alhamdulilah,” ujarnya. Ada binar rasa syukur yang terpancar jelas di mata anak itu. Saya pun tertegun dan langsung mengingat Allah SWT, betapa bahagianya saya. Atas nikmat yang selama ini saya miliki.
Siapa bilang kebahagian hanya milik orang kaya? Ternyata di sini saya bisa merasakan kebahagian itu.
Tidak satu atau dua kali saya menemukan pemandangan seperti ini. Ketika yayasan kami, Shakira Peduli Umat berbagi, saya melihat begitu banyak kebahagiaan hadir di tengah-tengah mereka.
Bukan besar atau kecilnya sesuatu yang kita dapatkan dari Allah SWT, tapi syukur dan tidaknya kita menerima tiap detik kebahagian itu.
Jangan tanya apa yang kamu bisa dapatkan dari orang lain tapi tanyakan apa yang bisa kamu beri untuk orang lain. Kekayaan tidak tergantung pada berapa kita punya, tapi berapa banyak kita bisa memberi. [islampos]