KEMARIN, bada Jumatan, bareng istri, cus mertua. Sowan. Mumpung masih di 10 hari pertama Dzulhijjah. Walau ga bawa apa-apa. Niatin silaturahim. Minta doa. Moga berkah.
Tengah jalan, di Citapen, motor ngadat. Nggak mau jalan. Dari knalpot, keluar asap banyak. Saya udah curiga, oli-nya habis. Tapi saya nggak ahli soal mekanik, jadi ga bisa memastikan.
Akhirnya, sejenak, sekitar 10 menit, ngaso pinggir jalan berdua. Kendaraan lalu lalang. Matahari jam 14.00 jatuh.
Sepanjang jalan, alhamdulillah teduh. Setelah itu, didoronglah motor nyari bengkel terdekat. Nanjak beud. Istri ya musti jalan.
Nggak lama, depan kami, seorang anak gadis, pake nmax, berenti. Ketika berpapasan, dia turun. “Pak kenapa, habis bensin?” Dia nanya.
Saya dan istri tersenyum. “Bukan, Neng. Ini kayaknya olinya habis nih,” jawab saya.
BACA JUGA:Â Blok Blok Blok
“Kalau begitu, Bapak pake motor saya, saya pake motor Bapak, kita dorong sampe bengkel,” ujar dia.
Saya mengernyit. Mobil-mobil besar bersliweran. Suka liat kan kalau ada motor yang didorong pake satu kaki oleh satu motor lainnya? Nah, anak gadis ini menawarkan yang demikian. Tapi dengan rute dan lalu lalang kendaraan besar (karena ini jalan provinsi), saya segera menolaknya halus.
Anak gadis itu masih berusaha mencari pertolongan. “Pak, bengkel masih jauh dari sini. Biar ibu yang saya bonceng.” Dan dia terus memastikan kalau kami sudah cukup aman.
Saya menolaknya lagi. Di sebuah warung, istri saya istirahat dulu. Saya kemudian meluncur ke bawah, sampai Cijantung, dan alhamdulillah, nemu bengkel. Bener, olinya habis. Saya malu juga. Tapi kan itu, oli belum juga sebulan diganti, kok boros banget yaa…. Nggak sampe 10 menit, motor dah oke seger bugar lagi.
BACA JUGA:Â Tebak-tebakan Suami Istri
Saat balik lagi ke tempat istri, anak gadis itu udah ga ada. Di perjalanan, kami berbincang, ujar istri saya, “MasyaAllah, anak gadis itu, kenal kita aja nggak, dan dia juga tau, kayaknya dia ga bisa nolong kita, tapi masih tetep turun nawarin bantuan…”
Saya mengiyakan. Sekaligus instropeksi diri, seberapa sering saya, kalau di jalan, kalau liat orang lagi susah sama motornya, mau berenti dan turun dulu? Pelajaran besar di Jumat siang, dari seorang anak gadis, yang akan selalu dan patut diingat, sehingga sepanjang jalan, saya mendeggar lirih istri saya mendoakan segala kebaikan untuknya. []