FUDHAIL bin ‘Iyadh rohimahullah berkata,
حسناتك من عدوك أكثر منها من صديقك
“Kebaikan yang engkau dapatkan dari musuhmu lebih banyak dibandingkan dari temanmu.”
Ada yang bertanya,
وكيف ذلك يا أبا علي ؟
BACA JUGA: Taubat dan Kemuliaan Fudhail bin ‘Iyadh
“Bagaimana bisa seperti itu wahai Abu Ali ?”
Fudhail bin ‘Iyadh rohimahullah menjawab,
إن صديقك إذا ذُكرت بين يديه قال : عافاه الله ، وعدُوُّكَ إذا ذُكرت بين يديه يغتابك الليل والنهار , وإنما يدفع المسكين حسناته إليك
● Sesungguhnya temanmu jika engkau disebut di hadapannya dia mendo’akanmu, semoga Allah memberinya keselamatan.
● Sedangkan musuhmu jika engkau disebut di hadapannya maka dia meng-gibahimu siang dan malam. Padahal musuhmu yang perlu dikasihani itu hakekatnya dia terus memberikan kebaikannya kepadamu.
فلا ترضى إذا ذُكر بين يديك أن تقول : اللهم أهلكه
Maka engkau jangan ridha jika musuhmu itu disebutkan di hadapanmu, engkau mengatakan, Ya Allah, binasakanlah dia.
بل ادع الله : اللهم أصلحه, اللهم راجع به ويكون الله معطيك أجر ما دعوت به
Bahkan hendaknya engkau berdo’a kepada Allah, “Ya Allah, perbaikilah keadaannya. Ya Allah, kembalikan dia kepada kebenaran.’ Jika seperti itu maka Allah akan memberimu pahala dari do’a yang engkau panjatkan.
BACA JUGA: Taubatnya Fudhail bin Iyadh
Sebaliknya siapa yang mengatakan,
اللهم أهلكه فقد أعطى الشيطان سؤاله لأن الشيطان إنما يدور على هلاك الخلق.
Ya Allah, binasakanlah dia. Maka dia telah memberikan doanya kepada setan, karena sesungguhnya setan berkeliaran dengan tujuan untuk membinasakan hamba-hamba Allah.”
[Hilyatul Auliya’, jilid VIII, hlm. 97]