ARAB SAUDI—Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusuf Singka mengatakan 49 jemaah haji Indonesia meninggal dunia di Baitullah, pada hari ke-25 ibadah haji. Kebanyakan penyebab kematian disebabkan oleh penyakit jantung.
Sama dengan tahun 2017 lalu, dari total jemaah meninggal, 47 persen di antaranya disebabkan karena penyakit jantung. Sementara tahun 2016 sebanyak 52 persen jemaah meninggal karena penyakit ini.
BACA JUGA: 150 WNI Berangkat Haji dari Korea Selatan
“Sejak satu dekade terakhir ini, penyebab kematian terbanyak pada jemaah haji adalah penyakit jantung,” kata Eka dalam siaran persnya, Sabtu (11/8/2018).
Penanganan penyakit ini, kata Eka perlu dilakukan dengan pendekatan lebih ketat dan komprehensif. Melibatkan para ketua regu Jemaah haji agar mengingatkan dan memastikan Jemaah dengan penyakit ini tidak melaksanakan kegiatan-kegiatan yang cukup berat, disiplin istirahat dan minum obat setiap hari.
“Setiap tahun Kementerian Kesehatan selalu mengirimkan dokter spesialis jantung ke Tanah Suci. Tahun ini ada lima spesialis jantung di Makkah dan siap dikontak 24 jam,” ujar dia.
Zakky Kurniawan salah satu dokter spesialis penyakit jantung di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah mengatakan pentingnya penyaringan awal saat mulai di Tanah Air. Bila calon ada jemaah dengan risiko tinggi, harus sudah disiapkan jauh-jauh hari termasuk pendampingnya.
“Pendampingnya harus bersedia tidak menjalankan ibadah-ibadah sunah karena harus mendampingi jemaah yang sakit, karena mereka harus benar-benar dipantau minum obatnya, makannya, dan istirahatnya,” kata Zakky.
Jemaah dengan risiko tinggi penyakit jantung bisa semakin buruk keadaannya karena banyak faktor. Misalnya soal iklim, jemaah yang sudah tua akan lebih sulit beradaptasi dengan iklim di Arab Saudi.
Contoh lain adalah soal turunnya daya tahan tubuh karena enggan makan. “Jemaah lanjut usia biasanya malas makan bila menunya tidak cocok. Kalau malas makan, imunitasnya akan turun dan jemaah akan mudah sakit,” tambahnya.
BACA JUGA: Berhaji, Tak sekadar Keinginan tapi Juga Tindakan
Menurut Zakky, fasilitas kesehatan di KKHI Makkah cukup lengkap, namun bila ada kasus lebih lanjut, jemaah langsung dirujuk ke RS Arab Saudi.
Zakky mengingatkan ada enam hal yang harus dipenuhi jemaah berisiko penyakit jantung. Yaitu selalu meminum obat dan membawanya ke mana pun dia pergi. Tidak boleh kelelahan, memeriksakan diri ke dokter secara reguler. Kemudian istirahat cukup dan menghentikan kegiatan saat merasa sesak nafas. []
SUMBER: ANADOLU