”TELAH dekat (datangnya) saat itu dan telah terbelah bulan. Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat sesuatu tanda (mu`jizat), mereka berpaling dan berkata: “(Ini adalah) sihir yang terus menerus”. Dan mereka mendustakan (Nabi) dan mengikuti hawa nafsu mereka, sedang tiap-tiap urusan telah ada ketetapannya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka beberapa kisah yang di dalamnya terdapat cegahan (dari kekafiran), itulah suatu hikmah yang sempurna maka peringatan-peringatan itu tiada berguna (bagi mereka).” (Qs Al-Qamar : 1)
BACA JUGA: Ketika Rasulullah di Baitul Maqdis dalam Peristiwa Isra’
Ini telah terjadi di masa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam dan termasuk salah satu mu’jizat beliau untuk menundukkan orang-orang yang mengingkari kerasulannya.
Allah SWT berfirman dalam surah Al-Qamar ayat 1, yang ditafsirkan oleh Ibnu Katsir, “Terbelahnya bulan terjadi pada masa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam seperti yang disebutkan dalam sebuah hadits mutawatir dengan sanad yang shahih, dan ijma’ para ulama.”
Diriwayatkan dari Anas bahwa penduduk Mekah meminta Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam memperlihatkan mereka suatu bukti kerasulan, lalu Rasul memperlihatkan kepada mereka mu’jizatnya dengan membelah bulan di Mina, satu belahan berada di belakang gunung sementara belahan yang lainnya di depannya, seraya bersabda, “Saksikanlah!”
BACA JUGA: Gaya Busana Rasulullah SAW, Seperti Apa?
Al-Khatabi berkata, “Sebagian manusia mengingkari mu’jizat ini dengan alasan bahwa seandainya bulan memang terbelah tentulah hal ini diketahui oleh manusia di seluruh belahan bumi yang waktu malamnya bersamaan dengan kota Mekah dan tentu diabadikan dalam referensi-referensi dunia. Keraguan ini dapat dijawab dengan argumentasi bahwa peristiwa itu terjadi di malam hari yang kebanyakan manusia terlelap tidur.
Orang yang sedang berada di luar—sekalipun ia tidak tidur—, besar kemungkinan tidak memperhatikan hal tersebut. Sangatlah mungkin hal itu terjadi namun tidak banyak manusia melihatnya, hanya dilihat oleh orang yang meminta Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam untuk menunjukkan mukjizatnya.” []
Sumber: Tanda-tanda Kiamat/Karya: Mahmud Rajab Hamady/Penerbit: Qisthi Press/2006