PERANG Uhud dimulai dengan duel antara Ali bin Abi Thalib dengan Utsman bin Thalhah. Utsman bin Thalhah adalah pemegang panji kaum Musyrikin. Ia berulang kali menantang berduel sehingga Ali yang menjawab tantangannya.
Ali berkata, “Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, aku tidak akan melepaskanmu hingga Allah menyegerakanmu masuk neraka dengan pedangku, atau Allah menyegerakanku masuk surga dengan pedangmu.”
BACA JUGA: Karakter Kuat Ali bin Abi Thalib
Maka keduanya saling menyerang hingga Ali berhasil menebas kakinya hingga putus. Utsman pun terjatuh sampai auratnya tersingkap. Ketika Ali hendak menghabisinya, Utsman berkata, “Aku menyumpahmu dengan nama Allah (jangan bunuh aku) demi kekerabatan kita.” Maka Ali berpaling dan tidak menghabisinya. Rasulullah Saw. bertakbir.
Sebagian sahabat bertanya pada Ali, “Kenapa engkau tidak menghabisinya?”
Ali menjawab, “Sepupuku menyumpahku dengan nama Allah demi kekerabatan kami ketika auratnya tersingkap, maka aku malu padanya.”
Utsman binThalhah kelak masuk Islam setelah perjanjian Hudaibiyah atas ajakan Khalid bin walid.
Ketika Mush’ab bin Umair, selaku pemegang panji kaum muslimin di perang Uhud telah tewas terbunuh, Ali bin Abi Thalib menggantikannya memegang panji kaum muslimin. Keberanian Ali bin Abi Thalib nampak ketika tersebar berita terbunuhnya Nabi Saw. Ali berusaha untuk mencari Nabi, ia memandang tidak ada gunanya lagi hidup jika Nabi telah gugur. Ali menghancurkan sarung pedangnya dan menyerang sambil menerobos musuh hingga berhasil mendekati RasulullahSaw,.
Ali merupakan salah satu orang yang tetap menjaga Rasulullah saat itu. Ia mendapat 16 luka pada hari itu. Setelah perang berakhir, Rasulullah langsung menyiapkan beberapa sahabat secara sukarela untuk mengejar pasukan musyrikin, guna menyelidiki pergerakan mereka. Rasulullah berkata, “Pergi dan kejarlah musuh, selidikilah apa yang mereka lakukan. Jika mereka menunggangi kuda-kuda mereka dan menggiring unta-unta mereka, maka mereka hendak menuju Madinah. Jika mereka sudah meninggalkan kuda dan menunggangi unta-unta mereka, maka mereka hendak kembali ke Mekah.”
BACA JUGA: 8 Pesan Ali bin Abi Thalib untuk sang Buah Hati
Setelah kaum muslimin kembali ke Madinah pada hari Sabtu sore, pagi harinya Rasulullah langsung menyiapkan pasukan untuk berperang kembali. Dalam kondisi terluka dan letih yang teramat Rasulullah hanya mengizinkan orang-orang yang ikut serta dalam perang Uhud. Abdullah bin Ubay berniat untuk bergabung dengan pasukan, namun Rasulullah menolaknya. Panji kaum muslimin dipegang oleh Ali bin Abi Thalib. Kaum muslimin berjalan hingga sampai pada daerah Hamraul Asad. Di sana kaum muslimin berkemah dan Rasulullah memerintahkan para sahabat menyalakan api pada malam hari. Sehingga api-api itu terlihat dari jarak jauh . hal ini menggetarkan dan menjatuhkan mental kaum kafir yang melihatnya. Mereka mengira pasukan kaum Muslim sangat banyak .
Hal ini menunjukkan pentingnya perang psikologis . dan Rasulullah sebagai panglima perang sangat menguasai hal tersebut. []
Sumber: Ali bin Abi Thalib/ Penulis: Abu Jannah/ Penerbit: Pustaka Al-Inabah/ Jakarta/ Mei, 2017