SETELAH Fathu Makkah, Rasulullah berangkat untuk perang selanjutnya, yakni Perang Hunain. Abu Thalhah Zaid ibn Sahl al-Anshari tetap bertahan bersama Rasulullah dalam perang itu. Ia juga telah membunuh sekitar dua puluh orang kaum musyrikin.
Rasulullah berkata mengenai dirinya, “Ia adalah salah satu singa dari singa-singa Allah.”
BACA JUGA: Dua Orang yang Disebut dalam Doa Rasulullah
Ummu Sulaim, isterinya, juga ikut serta bersama dalam kondisi sedang mengandung anaknya yang bernama Abdullah ibn Abi Thalhah. Ia mengikatkan sebuah kain di perutnya, lalu tangannya memegang tali kekang unta dari Abu Thalhah, sedangkan tangan satunya memegang tombak. Ketika Abu Thalhah melihat hal itu, ia berkata, “Apa yang kau lakukan, wahai Ummu Sulaim?”
Ummu Sulaim menjawab, “Jika ada orang musyrik yang mendekat kepada Rasulullah, akan kurobek perutnya dengan tombak ini.”
Abu Thalhah berkata, “Apakah kau mendengar itu, wahai Rasulullah?”
BACA JUGA: Syammas menjadi Tameng dan Perisai Rasulullah
Kemudian Rasulullah tersenyum melihat hal itu sambil mendoakan kebaikan bagi keduanya. []
Sumber: Walid al-A’zhami, Nabi Muhammad di Hati Sahabat., hal 236, 237.