Allah merahasiakan pahala puasa untuk menyatakan keluasan dan tak terhingganya rahmat dan ampunan Allah. Allah ingin membalas dengan sesuatu yang tak terduga dan terhingga. Allah ingin memberikan sesuatu yang di luar batas yang diinginkan dan yang dikhayalkan oleh para hamba-Nya. Allah ingin membalas dengan sesuatu yang membuat kebahagiaan dan keperangahan yang menunjukkan keagungan dan kemuliaan-Nya.
Mengapa dirahasiakan pahala puasa? Allah lebih mengetahui hamba-Nya dibandingkan hamba itu sendiri. Ilmu Allah meliputi segala sesuatu. Allah maha mengetahui kapan dan apa yang terbaik bagi hamba-Nya. Hamba-Nya sangat bodoh dalam mendefinisikan kebaikan bagi dirinya sendiri. Maka, serahkan kebaikan puasa pada Allah yang Rahman dan Rahim.
Puasa itu ibadah rahasia, maka Allah pun ingin merahasiakan rahmat-Nya. Puasa itu Ibadah yang melemahkan hawa nafsu dan bisikan syetan yang membuat manusia kembali kepada fitrahnya, maka Allah menyambut hamba-Nya dengan kegembiraan yang luar biasa karena hamba-Nya kembali, seperti orang tua yang menyambut datangnya anak-anaknya yang lama hilang tak kembali. Apakah merasakan kasih sayang Allah ini?
Puasa membuat hamba-Nya paham akan dirinya dan nafsunya. Paham bahwa dunia yang dikejar sebenarnya sangat sedikit yang dibutuhkan. Makan dan minum, hanya sekedar menegakkan tulang saja. Nafsu bisa ditundukkan dan dikelola. Bisikan syetan teramat lemah, bila hidup mengikuti penempaan yang telah diarahkan oleh Allah.
Jiwa manusia hanya bisa dididik dan ditempa dengan methodelogi Allah, bukan rancangan manusia. Kebaikan manusia hanya bisa dioptimalkan hanya dengan sistem pendidikan yang telah diarahkan dan dibimbing oleh Allah. Sebab, Allah yang menolongnya. Allah yang akan merahmatinya. Allah yang akan menjaganya. Puasa merupakan salah satu sistem pendidikan Allah bagi para hamba-Nya.
BACA JUGA: Bekal Aminah Untuk Putranya Muhammad ﷺ
Puasa itu jalan menuju jiwa yang tentram. Mengapa tentram? Karena Allah membersamainya di dunia dengan mentaati rambu-rambu puasa. Rambu yang membatalkan dan agar tidak lenyap pahalanya. Rambu yang membuat kualitas puasa lebih baik. Tentram di akhirat, karena Allah akan menghadiahkan kebaikan yang akan disampaikan hanya berduaan bersama Allah.
BACA JUGA: Nabi Ibrahim dan Ilmu Astronomi
Duduk berduaan bersama Allah. Duduk berdampingan dan berhadapan bersama Yang Maha Mulia dan Agung, sambil menunggu detik-detik firman-Nya yang akan menginformasikan balasan bagi hamba-Nya yang berpuasa. Apakah merasakan kemuliaan ini? Allah merendahkan diri-Nya untuk membersamai hamba-Nya? []
Kirim tulisan Anda ke Islampos. Isi di luar tanggung jawab redaksi. Silakan kirim ke: islampos@gmail.com, dengan ketentuan tema Islami, pengetahuan umum, renungan dan gagasan atau ide, Times New Roman, 12 pt, maksimal 650 karakter.