Oleh: Sonia Soraya
sorayasonia62@gmail.com
“UBAHLAH dirimu dengan ubah kebiasaan-kebiasaan kecilmu.”
Ingat, partikel terkecil perubahan adalah diri dan itu terdapat di mindset kita. Karena ibarat komputer, yang membawa informasi ke proyektor sehingga menghasilkan gambar yang sama dengan komputer.
Jika diulang setiap hari pada rutinitas hidup kita, tanpa sadar itulah kebiasaan kita. Jika jangka panjang terus dilakukan, maka akan menjadi karakter diri kita. Dan hal ini sangat berpengaruh pada keadaan hidup kita.
Kemarin kita sudah belajar bagaimana membuat keinginan kita dengan mengajak anggota tubuh kita untuk mendukung tercapainya keinginan kita itu. Jika sudah terbentuk mindset di pikiran kita, keinginan tentang sesuatu dan memerintahkan anggota badan lainnya untuk melakukan hal-hal yang mendukung secara berkelanjutan. Maka tanpa sadar, kita juga sedang membentuk kebiasaan kita dan karakter diri kita.
BACA JUGA:Â Mulai Kebiasaan Baik dari Hal Terkecil
Di dalam otak itu terdapat sel-sel yang membawa informasi ke seluruh tubuh, memerintahkan setiap anggota tubuh melakukan sesuatu. Jika aktivitas ini terjadi secara terus menerus, maka akan sendirinya mengalir menjadi kebiasaan tanpa sadar. Ketika diri melakukan kesalahan, maka akan diingatkan dengan pikiran dan anggota badan lainnya.
Coba mari kita simak cerita di bawah ini!
Annisa sedang belajar untuk sholat tepat waktu dan melaksanakan sholat sunnah rowwatib. Di awal, Annisa sangat berat melakukannya. Tapi, Annisa dinasehati bahwa kesabaran itu nilainya mulia sekali. Memang awalnya dipaksa itu berat, tapi dengan kesabaran itu Allah akan mudahkan melebihi semua perasaan berat itu.
Dengan sabar Annisa melaksanakan kebiasaannya itu, setiap azan berkumandang Annisa segera mengambil wudhu dan berusaha merangkai sholatnya dengan hiasan sunnah rowwatib. Hari demi hari dilalui Annisa dengan begitu sabar, Annisa juga mengingatkan dirinya bahwa gurunya juga pernah menasehati, “Jika kamu ingin membentuk kebiasaan, maka lakukanlah selama 40 hari berturut-turut tanpa jeda.”
Annisa terus mensupport dirinya juga dengan mengingat kebiasaan Sultan Muhammad al-Fatih, sang penakluk Konstantinopel. Diketahui Annisa bahwa, Sultan Muhammad al-Fatih ini berhasil menjadi pemimpin terbaik dan memimpin pasukan terbaik. Karena taqorub Illalh menjadi kekuatan mereka untuk menaklukkan konstantinopel sebagai wilayah kejayaan Islam.
Annisa ingin ibadah yang sedang dibentuknya ini menjadi kekuatan bagi dirinya untuk menjalani hidup. Setiap Annisa sedang sibuk mengerjakan tugas, disela-sela azan berkumandang. Annisa tanpa pikir panjang secara spontan anggota badannya segera menunda tugasnya itu dan segera melaksanakan kebiasaan yang ingin dibentuknya.
BACA JUGA:Â Â Kebiasaan Ibnu Mas’ud di Waktu Pagi
Terkadang, Annisa ingin sekali menyelesaikan tugasnya karena sulit sekali dan harus disetor ke temannya untuk dilanjutkan. Tapi, timbul dalam dirinya ragu dan bimbang untuk menentukan keputusan. “Sudah azan Emmm tapi lagi susah-susah ya lagi, emmm….” Tapi, karena itu yang membuat hati Annisa berat. Akhirnya Annisa melaksanakan sholat dulu kemudian melanjutkan tugasnya. Akhirnya Annisa dapat dengan tenang mengerjakan tugasnya.
Belum genap 40 hari, karena terpotong datang bulannya. Annisa sudah mulai terbiasa melaksanakan sholatnya, tanpa pikir panjang dan spontan. Ibarat dalam dirinya terdapat alarm yang mengingatkan dirinya untuk mencapai sebuah keinginannya itu.
Dari cerita tersebut ternyata kebiasaan-kebiasaan yang kita tanam itu akan selalu menjadi pengingat diri untuk tetap pada koridor yang ada untuk sampai pada tujuan yang diinginkan. Menimbang apakah ini akan mendukung untuk sampai pada tujuan?
Maka mari kuatkan keinginan kita melalui action yang dibiasakan, fighting! []