JAKARTA–Selama puluhan tahun, tekanan terhadap Muslim Uighur dari Beijing lebih keras dibanding terhadap Muslim dari suku lain di Cina, katakanlah etnis Hui.
Selama bulan suci Ramadhan, otoritas Kashgar memberlakukan tindakan yang luar biasa untuk mencegah orang-orang menjalankan ibadah puasa. Kafetaria di beberapa kantor pemerintah diarahkan untuk mencatat siapa yang makan siang dan tidak. Restoran diharuskan tetap buka pada siang hari, meski tidak ada pembeli.
Tekanan di sekolah dan perguruan tinggi lebih-lebih lagi. Para siswa diminta makan siang bersama guru mereka dan dipaksa minum dari botol air mineral pada pukul 16.00. “Anda tidak bisa meninggalkan kelas sampai Anda meminum setidaknya sepertiga botol,” kata seorang mahasiswa berusia 21 tahun di Kashgar Normal University, seperti dikutip Slate, Minggu (7/3/2017).
Sebaliknya, pejabat universitas melarang mahasiswa makan setelah matahari terbenam. Petugas asrama akan melakukan inspeksi mendadak antara pukul 02.00 sampai 04.00 untuk memastikan tidak ada yang menyelinap untuk makan sahur.
BACA JUGA:
Cina Berlakukan Larangan Umat Muslim Uighur Gunakan Nama-nama Islam Ini
Ini Alasan Kenapa Muslim Cina Uighur Dilarang Berjenggot dan Menggunakan Burqa
HRW: Tak Masuk Akal Cina melarang Penggunaan Nama Muslim
Tahun lalu, delapan mahasiswi yang mengunci pintu asrama mereka untuk menentang peraturan tersebut diberi hukuman administratif. Mereka diberi pilihan untuk tunduk pada aturan atau tetap kuliah tapi tidak menerima ijazah. Selain itu, juga ada pemeriksaan langsung pada laptop, iPad, dan ponsel cerdas mereka untuk memastikan tidak ada konten religius di dalamnya.
“Mereka tidak ingin kita mendengarkan lagu dalam bahasa Arab atau apapun yang berhubungan dengan agama,” kata mahasiswi berusia 21 tahun ini. Termasuk dalam daftar yang haram untuk didengarkan ada lah lagu-lagu yang dinyanyikan oleh Maher Zein, penyanyi lagu-lagu religi asal Swedia.
Soal penampilan, negara pun menentukan garis merah. Perempuan dilarang menutupi kepala mereka sama sekali, bahkan dengan saputangan. Jenggot dan kumis dilarang untuk laki-laki. Sebuah lelucon di kalangan mahasiswa adalah mereka merekayasa potret Marx, Lenin, dan Engels dengan menghapus cambangnya. []
Sumber: Republika