PALESTINA–Komite Kepresidenan Urusan Gereja di Palestina pada Sabtu (24/10/2020) telah mengutuk kesepakatan normalisasi Israel-Sudan yang disponsori Amerika Serikat yang telah diumumkan pada Jumat (23/10/2020). Komite menggambarkannya sebagai hadiah bagi pendudukan Israel.
“Kesepakatan normalisasi ini tidak lain adalah ‘hadiah’ atas pendudukan yang meningkatkan kampanye permukimannya dan membangun ribuan unit kolonial di tanah kita, terutama di kota Yerusalem. Normaliasi terjadi saat pendudukan terus mengepung dan menindas rakyat Palestina dengan mengusir dan menghancurkan. rumah dan menangkap para pemimpin nasional dan agama Palestina,” kata Ketua Komite, Ramzy Khoury.
BACA JUGA: Ali Fadlallah: Normalisasi akan Berakhir Derita
“Kedamaian yang didambakan hati semua orang beriman di dunia tidak akan tercapai di tanah damai, Palestina, kecuali dengan mengakhiri pendudukan tanah suci ini, dengan Masjid Al Aqsa yang diberkati dan Gereja Makam Suci. Dengan demikian, keamanan dan keselamatan akan tercipta. Rakyat kami akan menikmati kebebasan, martabat, dan ketenangan dalam negara nasional mereka dengan Yerusalem sebagai ibukotanya.” papar Khoury.
“Hak-hak Palestina tidak akan dilepaskan dengan perjanjian normalisasi atau oleh tekanan AS dan Israel pada beberapa negara Arab. Pendudukan telah dilindungi oleh resolusi legitimasi internasional. Normalisasi telah menyia-nyiakan pengorbanan rakyat kami, termasuk para martir, yang terluka dan tawanan, dan kepatuhan rakyat kami di bawah kepemimpinan Presiden Mahmoud Abbas,” tambahnya.
BACA JUGA: Sudan Keluarkan Fatwa Tolak Normalisasi Hubungan dengan Israel
Sementara itu, kelompok Hamas mengecam normalisasi sebagai “dosa politik”.
“Perjanjian itu merugikan rakyat Palestina kami dan tujuan mereka yang adil, dan bahkan merugikan kepentingan nasional Sudan. Ini hanya menguntungkan Netanyahu,” kata juru bicara Hamas Hazem Qassem.
Pernyataan resmi Hamas juga telah meminta rakyat Sudan untuk menolak apa yang disebut sebagai kesepakatan memalukan ini. []
SUMBER: WAFA