JAKARTA—Aliansi Penyelenggara Perguruan Tinggi Indonesia (APPERTI) mengecam aksi bom bunuh diri di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Jalan Ngagel Madya Utara, Surabaya, dan mengucapkan belasungkawa terhadap para korban meninggal dunia dan luka-luka.
Sekjen APPERTI Dr. Taufan Maulamin, SE, AK, MM menegaskan aksi tersebut tidak sesuai dengan ajaran agama Islam dan melawan nilai-nilai kemanusiaan. Menurutnya, Pemerintah harus mengungkap dengan tuntas motif dan pelaku peledakan ini.
“Kita akan memasuki bulan suci Ramadhan, namun diwarnai dengan aksi terorisme dan pembunuhan yang sangat keji,” kata Taufan Maulamin kepada wartawan di Jakarta, Ahad (13/5/2018).
Taufan menambahkan, aksi bom bunuh diri ini sangat membingungkan umat. Apalagi, sebelumnya terjadi bentrokan di Mako Brimob yang melibatkan para napi terorisme.
“Harus diungkap kasus-kasus terorisme seperti ini. Jangan sampai umat Islam menjadi sasaran fitnah dari sebuah operasi intelijen,” tandasnya.
Ditambahkannya, Indonesia akan menyelenggarakan perhelatan demokrasi pada 2018 dan 2019. Oleh sebab itu, katanya, semua pihak harus menahan diri untuk tidak melakukan akrobat politik secara ekstrim.
“Tahun politik ini jangan sampai mengorbankan umat Islam dan rakyat Indonesia. Jangan sampai aksi-aksi terorisme diciptakan untuk menekan dan menakut-nakuti umat Islam,” tegasnya. []