AISYAH binti ash-Shiddiq adalah istri yang sangat dicintai Rasulullah SAW hingga kedudukannya di sisi beliau mencapai tingkat puncak. Allah ridha kepadanya karena ridha Rasulullah SAW kepadanya.
Suatu hari, Jibril menitipkan salam untuk Aisyah kepada Rasulullah, ‘Wahai Aisyah, ini Jibril menitipkan salam kepadamu.”
Aisyah menjawab, “Alaihissalam wa rahmatullahi wa barakatuhu, engkau melihat apa yang tidak kulihat.”
BACA JUGA:Â Romantisme Rasulullah Bersama Aisyah
Dari Aisyah ra., dia berkata: Istri-istri Rasulullah saw. itu terbagi menjadi dua kelompok, satu kelompok terdiri dari Aisyah, Hafshah, Shafiyyah, dan Saudah. Adapun kelompok yang satunya terdiri dari Ummu Salamah dan semua istri Nabi yang lain.
Kaum muslimin mengetahui betapa besar cinta Rasulullah kepada Aisyah maka apabila salah seorang di antara mereka hendak memberi hadiah kepada beliau maka dia pasti menundanya, sampai ketika Rasulullah berada di rumah Aisyah. Saat itulah orang tersebut memberikan hadiahnya kepada Rasulullah saw. di rumah Aisyah.
Kelompok Ummu Salamah merasa terluka hatinya. Mereka berkata kepada Ummu Salamah, “Katakanlah kepada Rasulullah saw. agar beliau berbicara kepada para shahabat bahwa siapa saja yang ingin memberi hadiah kepada Rasulullah saw. maka hendaklah dia memberikannya kepada beliau di rumah siapa saja dari kalangan istri-istri beliau.”
Ummu Salamah benar-benar menyampaikan hal itu kepada Rasulullah tetapi beliau tidak menjawab sepatah kata pun. Kelompok Ummu Salamah menanyainya. Ummu Salamah berkata, “Nabi tidak menjawab sepatah kata pun.”
Mereka berkata, “Sampaikan lagi hal itu kepada beliau.”
Ummu Salamah menyampaikan lagi pesan itu kepada beliau saat beliau menunaikan giliran bermalam di rumahnya. Tetapi Nabi tidak menjawab sedikit pun.
Teman-teman Ummu Salamah bertanya lagi kepadanya. Ummu Salamah menjawab, “Beliau tidak berbicara sedikit pun kepadaku.”
Kelompok Ummu Salamah berkata kembali, “Katakanlah kepada Nabi sampai beliau mau menjawabmu.”
Ketika tiba gilirannya, Ummu Salamah mengucapkan lagi kata-kata itu kepada Nabi. Lantas Nabi saw. menjawab,
“Kamu jangan menyakiti aku dalam urusan Aisyah. Sesungguhnya wahyu Allah itu tidak datang kepadaku saat aku berada dalam satu selimut, kecuali dengan Aisyah.”
Ummu Salamah berkata, “Aku bertaubat kepada Allah dari menyakiti engkau, duhai Rasulullah.”
Selanjutnya mereka memanggil Fathimah binti Rasulullah saw., lantas mengutus Fathimah kepada ayahandanya. Fathimah berkata, “Istri-istrimu mempersaksikan keadilanmu kepada Allah tentang putri Abu Bakar.”
Fathimah berbicara kepada ayahandanya, lalu sang ayah menjawab, “Putriku, apakah engkau tidak mencintai orang yang kucintai.”
Fathimah menjawab, “Ya, tentu.”
Fathimah kembali menemui para istri Nabi itu dan memberitahukan kepada mereka apa yang barusan dia alami.
BACA JUGA:Â Aisyah Buat Rambut dan Jenggot Nabi Berkilau-kilau
Mereka berkata, “Kembalilah lagi kepada beliau.”
Fathimah enggan untuk kembali. Akhirnya mereka mengutus Zainab binti Jahsy. Zainab datang menemui Nabi dan bersikap keras. Zainab berkata, “Sesungguhnya istri-istrimu mempersaksikanmu kepada Allah tentang keadilan pada putri Ibnu Abi Quhafah.” Zainab meninggikan suaranya, sampai terdengar di telinga Aisyah, yang saat itu sedang duduk. Zainab mencaci maki Aisyah sampai Rasulullah SAW memandang kepada Aisyah apakah dia akan berbicara?
Aisyah akhirnya berbicara menjawab perkataan Zainab, sampai Aisyah berhasil membuat Zainab terdiam. Nabi SAW memandang ke arah Aisyah sembari bersabda, “Sesungguhnya dia adalah putri Abu Bakar.” (Shahih al-Bukhari, 2581) []
Sumber: Keistimewaan 62 Muslimah Pilihan/ Penulis: Ali bin Nasyif asy-syuhud/ Penerbit: Ar-Rijal Publishing/ April, 2013