KEBAIKAN, keshalihan, dan kecantikan Sayyidah Aban binti Utbah menarik perhatian sahabat Rasulullah SAW yang mulia. Tidak tanggung-tanggung, sahabat agung yang menaksirnya ini adalah sosok terdekat Kanjeng Nabi. Yang lebih mencengangkan lagi, sahabat ini dijamin masuk surga.
Siapkah dia?
Sayyidina Umar ibn Khatthab.
Wanita mana yang tidak bangga dilamar lelaki shalih seperti Umar, tokoh masyarakat, kaya raya, dan gagah perkasa.
Belum lagi kedudukannya saat itu sebagai Amirul Mukminin, Khalifah Islam yang wilayah kekuasaannya terbentang amat luas.
BACA JUGA: Ketika Umar bin Khattab Membantu Proses Persalinan
Tapi apa yang terjadi?
Ternyata Sayyidah Aban menolaknya.
Bayangkan, seorang khalifah ditolak. Padahal kalau mau jujur, kehidupan macam apa yang hendak dicari setelah menolak lelaki yang dijamin masuk surga?
Lelaki kedua pun datang melamarnya. Tak kalah keren, muda, gagah, keponakan Rasulullah, hawari setia, pelindung yang menghunus pedang demi membela sang nabi, pemuka Quraisy yang terhormat, juga dijamin masuk surga. Ialah Zubair ibn Awwam.
Tapi Sayyidah Aban juga menolaknya.
Lelaki ketiga pun menghampirinya. Kali ini lelaki yang rasanya sulit ditolak, tampan, cerdik, riang, gagah, terhormat, juga dijamin masuk surga. Sosok utama yang amat dibanggakan oleh Rasulullah Saw, yakni Ali bin Abi Thalib. Tapi semua kelebihan yang dimilikinya itu tak jua meluluhkan hati Sayyidah Aban. Lagi-lagi Sayyidah Aban menolaknya.
Jadi, kalau hari ini engkau ditolak cinta, jangan lebay. Jangan terlalu sedih dengan meratapi kegagalan, sehingga sulit move on, sulit bangkit. Ditolak cinta sikapi biasa saja.
Bayangkan, para sahabat yang dijamin masuk surga saja gagal cinta, ditolak, apalagi kita yang bukan siapa-siapa. Tentu peluang ditolak lebih lebar.
Lelaki keempat pun datang. Seorang sahabat yang mulia, terhormat, dan tokoh Quraisy yang terpandang, juga dijamin masuk surga. Rasulullah pun sangat membanggakannya.
Siapakah dia?
Thalhah ibn Ubaidillah.
“Aku telah mengenal akhlaknya,” tutur Sayyidah Aban, “Jika masuk rumah ia memasukinya dengan tertawa. Jika keluar ia keluar dengan tersenyum. Jika aku meminta sesuatu ia akan memberikannya. Jika aku diam, ia akan memulai pembicaraan. Jika aku melakukan sesuatu ia akan berterimakasih. Jika aku melakukan kesalahan ia akan memaafkan.”
BACA JUGA: Jodoh
Kemuliaan, akhlak, karakter, kebiasaan, dan kebaikan Thalhah meluluhkan hatinya. Ada ketertarikan, cinta, dan kasih yang bertaut di antara dua hati. Cinta itu tumbuh, berakar, subur, mekar, dan berbunga.
Pelajaran apa yang bisa kita petik dari kisah ini?
Adalah cinta tidak bisa dipaksakan. Kurang apa dengan Umar, Zubair, dan Ali, semuanya mulia, dijamin masuk surga, tapi tak juga meluluhkan hati seorang wanita seperti Sayyidah Aban.
Artinya…
Tidak setiap wanita suka pada lelaki yang terpandang, tampan menawan, necis, dan stylish. Ada pula tipe-tipe wanita yang suka pada sosok lelaki sederhana, tidak terkenal, dan tidak menonjol di antara teman-temannya.
Ya, ada sebagian wanita suka pada model lelaki macam ini, lelaki biasa saja. Mungkin ia pendiam tapi perhatian, kalem tapi suka bersendau gurau dengan istrinya, dan penyayang pada anak-anaknya.
Inilah kecenderungan hati. Tak bisa dipaksakan, sulit diterjemahkan. Hanya pada Allah mohon kebaikan pada jodoh yang hadir dalam kehidupan kita. Semoga Allah curahkan berkah pada pernikahan yang dijalinkan. Allahumma amin. []