KITA tentu sering mendengar bahwa ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala merupakan ridha ibu juga. Jadi, ketika ibu meridhai kita dalam suatu hal kebaikan, maka Allah pun demikian. Nah, hal ini bukanlah suatu kabar burung semata lho! Artinya ungkapan itu memanglah benar.
Salah satu orang ini telah merasakan kebenaran ungkapan tersebut. Siapakah dia? Dialah Al-Qamah, orang yang paling taat beribadah, tapi sulit dalam menghadapi sakaratul maut.
BACA JUGA: Tetap Berbakti kepada Orang Tua yang Sudah Meninggal, Ini Doanya
Dikisahkan pada zaman Rasulullah SAW, ada seorang pria bernama Al-Qamah yang sedang sakit dan dalam keadaan sekarat. Istri Al-Qamah mendatangi Rasulullah dan mengabarkan bahwa suaminya sakit keras. Rasulullah mengutus ketiga sahabatnya untuk menjenguknya dan melihat keadaannya.
Al-Qomah dalam keadaan koma. Meskipun sahabat Rasululllah telah membacakan ayat-ayat suci Al-Quran tetapi keadaannya tetap tidak ada perubahan. Dan mulut Al-Qamah seakan terkunci tidak dapat menyebut asma Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ketiga sahabat Nabi pun mendatangi Rasulullah dan mengabarkan akan keadaan Al-Qamah yang semakin memprihatinkan karena kesakitan sekarat dan tidak kunjung meninggal juga.
Rasulullah akhirnya menemui Al-Qamah dan bertanya kepada istrinya apakah ibu Al-Qamah masih hidup. Istri Al-Qamah menjelaskan bahwa ibunya masih hidup dan tinggal jauh dari mereka. Rasulullah akhirnya mengajak para sahabat untuk menemui ibu Al-Qamah untuk mengabarkan keadaan anaknya saat ini.
Sesampainya di rumah ibu Al-Qamah, Rasulullah menceritakan keadaan Al-Qamah kepada ibunya. Tetapi sang ibu seakan tidak peduli dengan keadaan anaknya tersebut. Ibu Al-Qamah ternyata telah dikecewakan oleh anaknya semenjak dirinya memiliki seorang istri dan Al-Qamah selalu menyakiti hatinya. Rasa sakit hati dan kecewa yang dirasakan ibu Al-Qamah membuatnya tidak ingin memaafkan anaknya tersebut.
Rasulullah menasihati ibu Al-Qamah untuk memaafkan anaknya. Karena jika tidak mendapatkan maaf maka Al-Qamah akan terus kesakitan dan tidak akan meninggal dengan tenang. Jika ibu Al-Qamah tetap bersikeras tidak ingin memaafkan anaknya maka Rasulullah akan membakar Al-Qamah dengan kayu bakar agar cepat meninggal dan terbebas dari semua penderitaannya saat ini.
BACA JUGA: Taat pada Perintah Orangtua
Mendengar penuturan Rasulullah, akhirnya ibu Al-Qamah bersedia untuk memaafkan semua kesalahan dan dosa anaknya. Sehingga Al-Qamah dapat meninggal dalam keadaan khusnul khotimah dengan menyebut asma Allah. Inilah keajaiban doa seorang ibu.
Cerita di atas merupakan cerminan dan gambaran bagaimana dahsyatnya keridhaan ibu terhadap anaknya. Ridha seorang ibu merupakan ridha Allah. Dan kemurkaannya merupakan murka Allah. Jadi sebagai seorang anak, janganlah sekali-kali menyakiti hati seorang ibu dan teruslah menghormati serta menyayangi mereka dengan sepenuh hati. []