ALI BIN ABI THALIB adalah salah satu sahabat Rasulullah ﷺ yang dijamin masuk surga. Banyak keutamaan yang diberikan Allah SWT kepada ayah dari Al-Hasan dan Al-Husain ini. Ali diberi nama kunyah Abu Turab, sepupu (anak dari saudara laki-laki ayah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam) sekaligus menantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari putri beliau, Fathimah Az-Zahra.
Ali memiliki beberapa tiga saudara laki-laki dan dua saudara perempuan. Ayah beliau bernama Abu Thalib. Abu Thalib adalah paman kandung yang sangat menyayangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
BACA JUGA: Untuk Kumail bin Zayyad, dari Ali bin Abi Thalib
Abu Thalib ini sangat menyayangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tetapi ia tidak beriman kepada beliau. Bahkan ia mati di atas kekufuran seperti yang telah diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari.
Ali bin Abi Thalib termasuk sahabat yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat dalam keadaan rida kepadanya. Beliau adalah khalifah Rasyid yang keempat.
Ali mempunyai kedudukan yang sangat dekat di hati Rasulullah shalallahu alaihi wasallam.
Dari Sa’ad bin Abi Waqqash ia berkata,
خَلَّفَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَلِىَّ بْنَ أَبِى طَالِبٍ فِى غَزْوَةِ تَبُوكَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ تُخَلِّفُنِى فِى النِّسَاءِ وَالْصِّبْيَانِ فَقَالَ « أَمَا تَرْضَى أَنْ تَكُونَ مِنِّى بِمَنْزِلَةِ هَارُونَ مِنْ مُوسَى غَيْرَ أَنَّهُ لاَ نَبِىَّ بَعْدِى ».
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah meninggalkan ‘Ali bin Abi Thalib saat perang Tabuk (untuk menjaga para wanita dan anak-anak di rumah). Ali pun berkata, ‘Wahai Rasulullah, engkau hanya menugasiku untuk menjaga anak-anak dan wanita di rumah?’
Maka beliau menjawab, ‘Tidakkah engkau rela mendapatkan kedudukan di sisiku seperti kedudukan Harun di sisi Musa, hanya saja tidak ada nabi setelahku?” (HR. Bukhari, no. 4416 dan Muslim, no. 2404. Lafaz hadits ini dari Bukhari).
Dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda saat perang Khaibar,
« لأُعْطِيَنَّ الرَّايَةَ غَدًا رَجُلاً يُفْتَحُ عَلَى يَدَيْهِ ، يُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ ، وَيُحِبُّهُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ » .فَبَاتَ النَّاسُ لَيْلَتَهُمْ أَيُّهُمْ يُعْطَى فَغَدَوْا كُلُّهُمْ يَرْجُوهُ فَقَالَ « أَيْنَ عَلِىٌّ » . فَقِيلَ يَشْتَكِى عَيْنَيْهِ ، فَبَصَقَ فِى عَيْنَيْهِ وَدَعَا لَهُ ، فَبَرَأَ كَأَنْ لَمْ يَكُنْ بِهِ وَجَعٌ ، فَأَعْطَاهُ فَقَالَ أُقَاتِلُهُمْ حَتَّى يَكُونُوا مِثْلَنَا . فَقَالَ « انْفُذْ عَلَى رِسْلِكَ حَتَّى تَنْزِلَ بِسَاحَتِهِمْ ، ثُمَّ ادْعُهُمْ إِلَى الإِسْلاَمِ ، وَأَخْبِرْهُمْ بِمَا يَجِبُ عَلَيْهِمْ ، فَوَاللَّهِ لأَنْ يَهْدِىَ اللَّهُ بِكَ رَجُلاً خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُونَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ »
“Sungguh akan diberikan bendera (yang biasa dibawa oleh pemimpin pasukan, pen.) besok pada orang yang akan didatangkan kemenangan melalui tangannya di mana ia mencintai Allah dan Rasul-Nya, lalu Allah dan Rasul-Nya pun mencintai dirinya.”
Lalu kemudian para sahabat bermalam dan mendiskusikan siapakah di antara mereka yang nanti akan diberi bendera tersebut. Tiba waktu pagi, mereka semua berharap-harap bisa mendapatkan bendera itu.
BACA JUGA: Tatkala Ali bin Abi Thalib Ditanya tentang Cinta
Namun, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam malah bertanya, “Di manakah ‘Ali?” Ada yang menjawab bahwa matanya ‘Ali sedang sakit. (Lalu ‘Ali dibawa ke hadapan Nabi, pen.), lantas beliau mengusap kedua matanya dan mendoakan kebaikan untuknya.
Lantas ia pun sembuh seakan-akan tidak pernah sakit sebelumnya. Lantas bendera tersebut diberikan kepada ‘Ali dan ia berkata, “Aku akan memerangi mereka hingga mereka bisa seperti kita.”
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Jalanlah perlahan-lahan ke depan hingga kalian sampai di tengah-tengah mereka. Kemudian dakwahilah mereka pada Islam dan kabari mereka tentang perkara-perkara yang wajib. Demi Allah, sungguh jika Allah memberi hidayah pada seseorang lewat perantaraanmu, maka itu lebih baik dari unta merah.” (HR. Bukhari, no. 3009 dan Muslim, no. 2407). []
SUMBER: RUMAYSHO