Oleh: Azra Syafiya
TUNJUK tangan siapa yang pernah merasa gagal? Saya yakin banyak. Yap, tidak ada satu orang sekalipun yang tak pernah gagal. Lalu apa yang kamu rasakan? Sedih? Kecewa? Stress? Ya, kurang lebih seperti itulah rasanya gagal.
Seringkali kita menyesali masa lalu. Menyalahkan usaha yang sudah mati-matian kita kerjakan tapi hasilnya nihil, jauh dari harapan. Itulah kegagalan. Harapan manusia tidak selalu instan tercapai, ada kalanya seperti mendapat pernyataan “Anda belum beruntung, silahkan coba lagi”. Bagi saya, mengalami gagal itu perlu, tapi bukan berarti selalu. Gagal dan berhasil itu sudah menjadi hukum alam, keduanya akan datang bergantian. Untuk apa? Agar manusia tidak lupa untuk bersyukur dan mengevaluasi dirinya.
BACA JUGA: Mengapa Anak Kita Gagal Belajar?
Setelah gagal, apakah mau gagal lagi? Tentu tidak. Gagal itu pahit bukan? Maka penting sekali kita membahas tentang bagaimana sikap menghadapi kegagalan. “Tidaklah Allah membebani seseorang diluar kemampuannya” (Al-Baqarah: 286)
Coba lihat bagaimana bayi belajar jalan. Ia jatuh berkali-kali. Walau sampai kepala membentur lantai. Bayi itu tetap semangat mencoba. Mencoba kembali berjalan. Hingga akhirnya bayi itu pun bisa berjalan. Atau ingat bagaimana kita belajar mengendarai sepeda. Walau lecet dan baret menghiasi. Kita tetap semangat mencoba. Hingga akhirnya bisa mengendarai sepeda roda dua. Memang ada sakit terasa. Tapi, itu takkan lama. Akan hilang dan berganti dengan keceriaan kita.
Ingatlkan diri kita bahwa setiap masalah yang datang pasti dapat diselesaikan, bahwa setelah gagal yang Allah berikan akan datang pintu sukses lainnya. Yakinkan 100% bahwa dirimu mampu mengadapi kegagalan itu. Yakin!
Allah telah menitipkan sejuta potensi diri dalam ragamu. Nikmat yang sungguh tak terhitung banyaknya, semuanya itu Allah pinjamkan untuk dipakai dan dikembangkan secara maksimal. Dirimu lah yang bertanggung jawab terhadap itu semua. Dirimulah yang menyetir hidupmu, akan dibawa kemana dan bagaimana.
BACA JUGA: Kegagalan Adalah Cara Allah Mengatakan…
“Kemarin sudah gagal nih” tunggu apa lagi? Ayo bergerak! Mimpimu hanya sebatas angan-angan jika kamu hanya berdiam diri di kamar. Orang sukses adalah mereka yang bermimpi dengan mata terbuka. Bukan begitu?
“Let’s be proactive”. Mulailah untuk tidak selalu bergantung pada orang lain, orangtua misalnya. Jangan menunggu orang lain menyuruhmu baru kemudian berbuat. Kita diberi akal untuk berfikir kritis dan kreatif. Kita punya segudang pengetahuan untuk membuat banyak inisiatif.
Kadang kala kita merasa minder dengan cerita hidup orang lain. Ah, mungkin kita hanya terfokus pada buah prestasinya, belum tahu saja bagaimana kisah perjuangannya. Ingat kembali bahwa Allah telah menggariskan perjalanan hidup setiap insan dengan kisah yang berbeda. Kita hanya dituntut untuk berusaha, bertawakkal, dan tetap yakin bahwa Allah Yang Maha Adil akan selalu memberikan jalan terbaik pada hambaNya.
Yang perlu diingat selalu adalah bagaimana agar kita selalu menghadirkan Allah di setiap susah dan bahagia, saat gagal dan sukses. Belajarlah untuk selalu bersyukur di setiap keadaan yang menimpa. Selalu berbaik sangka terhadap Allah membuat hati kita tenang, tidak risau memikirkan hal-hal yang negatif.
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216). Wallahu a’lamu bishowab. []
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri.