PALESTINA—Kementerian Kesehatan Palestina di Jalur Gaza memperingatkan bahaya yang sedang mengancam nyawa para pasien yang menjalani cuci ginjal di beberapa rumah sakit di Jalur Gaza.
Dalam konferensi pers yang digelar di Rumah Sakit Asy- Syifa, Selasa (23/10/2018) Kementerian Kesehatan Palestina menegaskan bahwa sejumlah besar obat-obatan yang dialokasikan untuk pasien ginjal dan transplantasi ginjal persediaanya telah habis.
BACA JUGA: RS Alami Krisis, Pasien Gaza: Putriku Datang untuk Dirawat, Bukan untuk Mati
Kementerian Kesehatan Palestina di Jalur Gaza mendesak organisasi-organisasi internasional untuk segera melakukan intervensi untuk memperkuat persediaan obat-obatan yang memperburuk penderitaan pasien cuci ginjal.
“Rasa sakit pasien pada tubuh mereka meningkat sebagai akibat dari kurangnya obat dan nasib yang tidak jelas,” katanya.
Menurut Departemen Kesehatan Palestina di Jalur Gaza, jumlah pasien cuci ginjal sekitar 800 orang. Mereka bergantian di lima bagian di rumah sakit-rumah sakit di Jalur Gaza hingga lima sesi setiap hari.
BACA JUGA: WHO Peringatkan Nasib Pasien Gaza
Sebanyak 333 pasien yang telah melakukan transplantasi ginjal, kesehatan mereka terancam akibat kehabisan obat imunosupresif (golongan obat yang digunakan untuk menekan atau menurunkan sistem kekebalan tubuh). Golongan obat ini diberikan pada pasien yang menjalani transplantasi organ, misalnya pada transplantasi ginjal atau hati.
Kementerian Kesehatan Palestina di Jalur Gaza menyebutkan bahwa nyawa para pasien baru transplantasi ginjal terancam oleh kurangnya persediaan antivirus. []
SUMBER: PIC