TURUNNYA malaikat, menurut beberapa ahli tafsir seperti Mujahid dan as-Sady, terjadi pada saat sekarat. Tak diragukan lagi bahwa saat sekarat, manusia berada dalam situasi yang sulit. Ia mengkhawatirkan masa depan yang akan datang dan nasib orang-orang yang ia tinggalkan. Maka malaikat datang guna menenangkan dirinya terhadap apa yang dikhawatirkannya sekaligus menentramkan hatinya seraya berkata, “Jangan takut terhadap masa depan yang ada di alam barzakh dan akhirat, dan jangan berduka cita terhadap keluarga, anak atau hutang yang kau tinggalkan.” Malaikat juga memberikan kabar gembira yang sangat besar, “Dan bergembiralah dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu,” “Di akhirat kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) apa yang kamu minta.”
Selama hamba menjadikan Allah sebagai wali dan penolongnya, maka Allah akan selalu menolongnya, khususnya dalam situasi sulit yang salah satunya adalah saat sekarat. “Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan di akhirat.”
Adapun terhadap orang-orang kafir, malaikat turun kepada mereka dalam keadaan sebaliknya. Allah berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya, ‘Bagaimana keadaan kamu dahulu?’ Mereka menjawab, ‘Kami orang-orang yang terlindas di negeri (Mekah).’ Para malaikat berkata, ‘Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?’ Orang-orang itu tempatnya neraka jahannam, dan jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.”
Ayat ini turun, sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari dari ibn ‘Abbas, berkenaan dengan sekelompok orang yang telah masuk Islam tetapi tidak hijrah, lalu meninggal atau terbunuh dalam barisan musuh. Pada saat sekarat, malaikat bersikap kasar terhadap mereka dan memberi kabar bahwa mereka akan masuk neraka.
Allah menceritakan pencabutan nyawa orang-orang kafir pada perang badar oleh para malaikat, “Kalau kamu melihat ketikapara malaikat mencabut nyawa orang-orang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka(dan berkata), ‘Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar, (tentulah kamu merasa ngeri).’ Hal itu disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri. Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-Nya.”
Ibn Katsir menafsirkan ayat-ayat di atas sebagai berikut: “Dan seandainya engaku lihat hai Muhammad, keadaan saat para malaikat mencabut nyawa orang-orang kafir, niscaya kau akan melihat hal yang mengerikan. Ketika itu malaikat memukul wajah dan belakang mereka seraya berkata, ‘Rasakan oleh kalian azab yang membakar!’”
Ibn Katsir megisyaratkan bahwa walaupun itu terjadi pada perang badar, hal ini mencakup semua orang kafir. Karena itulah Allah tidak mengkhususkan kaum kafir yang ikut perang badar sebagaimana terlihat dalam ungkapan, “Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang kafir.”
Pendapan Ibn Katsir ini benar, karena didukung oleh banyak ayat dalam al-Qur’an, seperti firman-Nya, “Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Orang-orang itu akn memperoleh bagian yang telah ditentukan untuknya dalam Kitab (Lauh Mahfuzh), hingga apabila datang kepada mereka utusan-utusan Kami (malaikat) untuk mengambil nyawanya, (di waktu itu) utusan Kami bertanya, ‘Mana (berhala-berhala) yang biasa kamu sembah selain Allah?’ Orang-orang musyrik itu menjawab, ‘Berhala itu semuanya telah pergi meninggalkan kami,’ dan mereka mengakui bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir.” Juga firman-Nya, “(Yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan zalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri (sambil berkata), ‘Kami sekali-kali tidak mengerjakan sesuatu kejahatan pun .’ (Malikat menjawab), ‘Ada, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan’.” Juga firman-Nya, “Sesungguhnya orang-orang yang kembali ke belakang (kepada kekafiran) sesudah petunjuk itu jelas bagi mereka, setan telah menjadikan mereka mudahn(berbuat dosa) dan memanjangkan angan-angan mereka. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka (orang-orang munafik) itu berkata kepada orang-orang yang benci kepada apa yang diturunkan Allah (orang-orang Yahudi), ‘Kami akn mematuhi kamu dalam beberapa urusan,’ dan Allah mengetahui rahasia mereka. Bagaimanakah jika malaikat (maut) mencabut nyawa mereka seraya memukul muka mereka dan punggung mereka?” []
HABIS
Sumber: Ensiklopedi Kiamat/Karya: Dr. Umar Sulayman al-Asykar/Penerbit: Serambi