• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Senin, 12 Mei 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Tsaqofah Sejarah

Kehebatan Abdul Hamid II, Sang Khalifah Terakhir

Oleh Yudi
4 tahun lalu
in Sejarah
Waktu Baca: 4 menit baca
A A
0
Muhammad Al-Fatih, mencintai nabi

Foto: Unsplash

0
BAGIKAN

SEPANJANG sejarah Islam, salah satu aspek yang menyatukan dunia Muslim adalah khalifah. Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar terpilih sebagai khalifah pertama. Tugasnya sebagai pemimpin kekuatan politik atas negara Muslim dikombinasikan dengan penjaga ruhiyah bagi umat Islam.

Ini adalah posisi turun-temurun, pada awalnya ditempati oleh keluarga Umayyah, dan kemudian oleh Abbasiyah. Pada 1517, kekhalifahan dipegang oleh keluarga Ottoman, yang memerintah kekaisaran terbesar dan paling kuat di dunia di tahun 1500.

Selama berabad-abad lamanya, para sultan Ottoman tidak banyak menekankan peran mereka sebagai khalifah. Itu hanya sebuah gelar resmi yang digunakan hanya bila diperlukan saja, tetapi sebagian besar tidak memedulikannya.

BACA JUGA: Kisah Mengharukan Sultan Abdul Hamid 2 Didatangi Pedagang Karena Lupa Shalawat

ArtikelTerkait

Abdulmejid II, Khalifah Terakhir dalam Islam

Jejak Sejarah Andalusia: Peradaban Islam yang Terlupakan

Hari-hari Terakhir Presiden Soekarno

Siapa Muawiyah bin Abi Sufyan, Pendiri Kekhalifahan Umayyah?

Ketika itu, Islam memang memerintah namun banyak hal yang tidak sesuai dengan ajaran yang dibawa oleh khalifah-khalifah sebelumnya. Barulah pada tahun 1800-an, Sultan Abdul Hamid II memutuskan untuk menghidupkan kembali kepentingan dan kekuasaan kekhalifahan.

Ia bertekad untuk membalikkan kembali kondisi kekhalifahan pada zaman Utsmani. Abdul Hamid II menyimpulkan bahwa cara terbaik untuk melakukannya adalah melalui kebangkitan Islam di seluruh dunia.

Muslim dan kesatuan Islam, berpusat pada gagasan tentang kekhalifahan yang kuat. Selama 33 tahun pemerintahannya, Abdul Hamid berhasil memberikan kekhalifahan Ottoman periode akhir Islam yang menjadi fokus utama dari kerajaannya.

Sepanjang 1800-an, pemerintah Ottoman berusaha mati-matian untuk memperlambat penurunan kekhalifahan. Dimulai dengan Mahmud II dan seluruh pemerintahan Abdül Mecid dan Abdul Aziz, upaya mereformasi kekhalifahan berada di garis depan agenda pemerintahan.

Ketika itu, Bandara Tanzimat berusaha untuk membangun kembali negara Utsmani bersama dengan kekuatan liberal dari Eropa. Islam (dan agama pada umumnya) diberi kursi paling belakang dalam kehidupan publik, ide-ide sekuler mulai memengaruhi hukum dan praktik pemerintah. Reformasi inilah yang terbukti menggerogoti kekhalifahan.

Abdul Hamid memutuskan untuk mengambil pendekatan yang berbeda secara radikal. Karena hilangnya wilayah Eropa yang terjadi sebelum dan dalam beberapa tahun pertama pemerintahannya, kekhalifahan mayoritas penduduknya Muslim. Sepanjang sejarah Ottoman, orang Kristen telah menjadi bagian utama dari populasinya, bahkan pernah mencapai sekitar 80% dari keseluruhan.

Dengan sekitar ¾-nya Muslim, Abdul Hamid memutuskan untuk menekankan Islam sebagai faktor pemersatu dominan di kalangan rakyatnya. Kekaisaran Ottoman sendiri merupakan multi-budaya, di situ ada Turki, Arab, Albania, Bosnia, Kurdi, Armenia, dan banyak lainnya. Abdul Hamid berusaha untuk membuat Pan-Islamisme sebagai faktor pemersatu bagi umat Islam, baik di dalam dan di luar perbatasan kekhalifahan.

Untuk menunjukkan perannya sebagai pemimpin tertinggi umat Islam di seluruh dunia, Abdul Hamid menempatkan banyak penekanan pada tempat suci Makkah dan Madinah.

Advertisements

BACA JUGA: Saat Sultan Abdul Hamid 2 Didatangi Pedagang karena Lupa Bershalawat pada Nabi

Pada tahun 1800, program pembangunan dimulai di kota suci, dengan rumah sakit, barak, dan prasarana yang dibangun di Hijaz untuk membantu pelaksanaan ibadah haji. Kabah itu sendiri dan Masjid al-Haram yang mengelilinginya juga direnovasi dengan sistem drainase modern yang membantu mengurangi kebanjiran.

Pada tahun 1900, Abdul Hamid memulai  pembangunan lintasan kereta api Hejaz. Ia memulainya di Istanbul dan melakukan perjalanan melalui Suriah, Palestina, dan gurun Arab, berakhir di Madinah. Tujuan dari lintasan jalan kereta api ini  untuk lebih mudah dalam menghubungkan tempat-tempat suci Islam.

Untuk menunjukkan penekanan pada perlindungan Makkah dan Madinah, Abdul Hamid memutuskan bahwa ukuran (lebar rel) dari Hejaz Railway harus sedikit lebih kecil daripada standar di Eropa. Alasannya adalah bahwa jika Istanbul jatuh ke imperialis Eropa, ia ingin memastikan Eropa tidak akan bisa menggunakan Hejaz Railway untuk menyerang Makkah dan Madinah.

Sepanjang sejarah Ottoman, begitu banyak hal yang dilakukan oleh kekhalifahan untuk membantu kaum Muslimin yang bahkan di luar wilayahnya. Sebut saja, di tahun 1500, angkatan laut Ottoman merupakan kekuatan kunci di Samudera Hindia, yang membantu Muslim setempat

Abdul Hamid juga kembali membangun tradisi mengirim delegasi ke kerajaan Muslim Afrika seperti Zanzibar, memberikan hadiah dan meminta mereka untuk mengakui khalifah sebagai pelindung mereka terhadap imperialisme Eropa. Delegasi serupa dikirim pada kaum Muslim yang hidup di perbatasan Rusia dan Cina.

Pada tahun 1901, Abdul Hamid mengirim salah seorang penasihatnya, Enver Pasha, bersama dengan banyak ulama Islam, ke China. Ketika mereka tiba di Shanghai, mereka disambut hangat oleh pihak berwenang China, dan terutama oleh Muslim Cina lokal, yang telah tinggal di China selama berabad-abad.

Abdul Hamid kemudian membantu mendirikan sebuah universitas Muslim di Beijing, yang disebut Peking (Beijing) Hamidiye University.

Pada akhir 1800-an, sebuah gerakan nasionalis yang kuat dibentuk kalangan Yahudi Eropa: Zionisme. Ideologi Zionis menyerukan sebuah negara Yahudi yang didirikan di tanah air kuno mereka, Palestina.

Meskipun orang Yahudi Eropa tersebar di seluruh Eropa, kekuatan finansial dan politik yang unik dari berbagai keluarga Yahudi mampu membuat Zionisme menjelma jadi kekuatan besar pada akhir 1800.

Theodor Herzl, pendiri gerakan Zionis, secara pribadi menghadap Abdul Hamid II untuk meminta izin khusus menetap di Palestina. Ia membawa uang 150 juta pound emas, yang bisa membantu Ottoman membayar utang besar mereka. Tujuan Herzl jelas ingin mendirikan sebuah negara Yahudi.

BACA JUGA: Detik-detik Wafatnya Sultan Abdul Hamid II

Abdul Hamid menyadari bahwa perannya sebagai khalifah mengharuskan dia untuk melindungi kesucian dan kedaulatan tanah Muslim, sehingga ia menanggapi Herzl dengan perkataan sebagai berikut:

“Bahkan jika Anda memberi saya emas sebanyak seluruh dunia, apalagi senilai 150 juta pound emas Inggris, saya sama sekali tidak akan menerima tawaran Anda. Saya telah melayani millah Islam [negara] dan ummat Muhammad selama lebih dari tiga puluh tahun, dan tidak pernah saya menghitamkan halaman kaum muslimin, ayah dan nenek moyang saya, para sultan Ottoman dan khalifah. Jadi saya tidak akan pernah menerima permintaan Anda!”

Abdul Hamid mencegah pembelian tanah di Palestina oleh organisasi Zionis, memastikan bahwa upaya Yahudi membangun pijakannya di Palestina adalah sia-sia.

Pada akhirnya, kaum Zionis diizinkan untuk membeli tanah dan menetap di Palestina setelah pemerintahan Abdul Hamid II, ketika gerakan Turki Muda bertanggung jawab atas Kekaisaran Ottoman.

Abdul Hamid II adalah sultan terakhir Ottoman yang punya kekuasaan nyata. Dia digulingkan pada tahun 1909 oleh kelompok yang dikenal sebagai Turki Muda. Mereka adalah kaum sekuler liberal berpendidikan Barat yang dengan tegas tidak setuju dengan arah Islam yang diterapkan oleh Abdul Hamid dari 1876-1909.

Setelah penggulingan, saudaranya Mehmed Reshad terpilih sebagai sultan oleh Turki Muda, tapi ia tidak memiliki kekuatan yang efektif, dan kekaisaran dijalankan oleh oligarki tiga menteri dalam pemerintahan Turki Muda.

BACA JUGA: Kisah Sultan Hamid II, Kecintaannya pada Sholawat Mengalahkan Harta

Tiga orang menjabat sebagai khalifah setelah Abdul Hamid II: Mehmed V, VI Mehmed, dan Abdül Mecid II, tidak ada satupun yang memiliki kekuatan.

Pada tahun 1924, kekhalifahan dihapuskan oleh parlemen Turki baru dan Abdül Mecid dan seluruh keluarga Ottoman dipaksa ke pengasingan. Dengan demikian, Abdul Hamid II adalah yang terakhir dari para khalifah yang memiliki kekuasaan atas dunia Muslim.

Abdul Hamid II meninggal di Istanbul pada tahun 1918, dan dimakamkan dimakamkan bersama dengan Sultan Mahmud II dan Abdul Aziz dekat Pemakaman Sultanahmet. []

SUMBER: LOST ISLAMIC HISTORY

Tags: abdul hamidAbdul Hamid IIkhalifah terakhirKhilafah
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Ilmu telah Menghalangiku untuk Membunuhmu

Next Post

Ini Doa dari Alquran yang Dibaca Irwansyah untuk Istri dan Calon Buah Hati

Yudi

Yudi

Terkait Posts

Abdulmejid II

Abdulmejid II, Khalifah Terakhir dalam Islam

24 April 2025
andalusia

Jejak Sejarah Andalusia: Peradaban Islam yang Terlupakan

10 April 2025
Presiden Soekarno

Hari-hari Terakhir Presiden Soekarno

30 Maret 2025
Nuaiman bin Amr, Maisun binti Bahdal, Umar bin Khattab, Jasa Utsman bin Affan untuk Islam, Utsman Bin Affan, Muawiyah bin Abi Sufyan

Siapa Muawiyah bin Abi Sufyan, Pendiri Kekhalifahan Umayyah?

28 Februari 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Ciri Kiamat Besar, Hari Kiamat

Hura-hara Hari Kiamat

Oleh Saad Saefullah
12 Mei 2025
0

Tolak Lamaran Nikah, Hukum Suami Berbohong pada Istri untuk Kebaikan

Hukum Suami Berbohong pada Istri untuk Kebaikan

Oleh Dini Koswarini
12 Mei 2025
0

Bahaya Ujub, tanda riya, Penyakit Ain, tanda riya, Hikmah Menjaga Pandangan,Sombong, Ciri Orang Sombong, tanda mata rabun

6 Macam Riya yang Harus Diwaspadai dalam Kehidupan Sehari-hari

Oleh Dini Koswarini
11 Mei 2025
0

Tata Cara Melaksanakan Sa'i, Takbir Idul Adha, Mekkah,Nusantara, Madinah, Abrahah, puasa, 15 Larangan di Bulan Dzulhijjah, adzan

Maksud “Iman Akan Kembali ke Madinah”

Oleh Haura Nurbani
11 Mei 2025
0

Rahmat Allah, Kebaikan

Saat Engkau Mudah Berbuat Kebaikan

Oleh Saad Saefullah
11 Mei 2025
0

Terpopuler

Bahaya Sarung Bantal yang Jarang Dicuci: Ancaman Tersembunyi di Tempat Tidur

Oleh Yudi
10 Mei 2025
0
bantal

Tidur di atas sarung bantal kotor bisa membuat rambut lebih mudah berminyak, kusam, dan bahkan rontok karena gesekan dan kontaminasi.

Lihat LebihDetails

Penyebab Suhu di Indonesia yang Panas Banget, Capai 37 Derajat!

Oleh Dini Koswarini
11 Mei 2025
0
Penyebab Suhu di Indonesia

Suhu panas ekstrem di Indonesia yang mencapai 37°C disebabkan oleh kombinasi beberapa faktor alami dan global.

Lihat LebihDetails

7 Penyebab Banyak Gadis Sudah Tidak Perawan di Zaman Sekarang

Oleh Yudi
9 Mei 2025
0
perawan

Salah satu fenomena yang sering diperbincangkan adalah banyaknya gadis yang tidak lagi perawan sebelum menikah.

Lihat LebihDetails

Qailulah, Sunnah Nabi yang Banyak Manfaatnya

Oleh Saad Saefullah
26 Januari 2017
0
Foto: Lifehack

Namun jika tidur siang lebih dari 30 menit, justru malah bisa mendatangkan masalah.

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.