TERLALU banyak kekerasan dan kekacauan yang mengancam kehidupan sehari-hari Rakyat Palestina, termasuk mereka yang berada di kamp pengungsi, di mana sepertiga dari semua orang Palestina tinggal. Blokade Israel, serangan rudal, kesulitan mendapat fasilitas dasar hidup seperti listrik dan pendidikan sudah menjadi kesaharian rakyat Palestina.
Anak-anak Palestina sering kali harus berjalan kaki beberapa kilometer untuk sampai ke sekolah dan kadang-kadang, seperti di Tepi Barat, mereka harus berjalan melewati permukiman Israel yang tidak selalu bersahabat dengan mereka.
Kehidupan sehari-hari di Palestina banyak hambatan yang mempersempit ruang gerak warga. Tak jarang tiap hari warga harus melalui serangkaian pos pemeriksaan dan peraturan Israel tanpa akhir yang menghambat perjalanan dan membatasi akses ke bantuan medis atau mengunjungi keluarga di bagian lain Palestina.
BACA JUGA: 7 Keutamaan Palestina bagi Umat Islam
Berikut ini beberapa fakta kehidupan sehari-hari di Palestina yang mungkin tidak pernah kamu bayangkan:
1 Biasa mengantre berjam-jam bahkan berhari-hari
Dalam dekade terakhir, kebebasan bergerak warga Palestina mengalami pembatasan yang lebih besar, terutama akibat blokade Israel yang tak kunjung berhenti. Misalnya, setiap hari, lebih dari 80.000 orang Palestina menyeberang ke Israel untuk bekerja, sekolah, atau alasan medis. Namun upaya untuk menyeberang ini bisa memakan waktu berjam-jam. Bahkan dalam beberapa kasus, hingga satu atau dua hari.
Menurut B’Tselem, sebuah organisasi perdamaian Israel terkemuka, melaporkan hingga 2019 terdapat belasan pos pemeriksaan Israel di Tepi Barat (di Gaza lebih banyak lagi). Ini artinya warga Palestina harus sering mengantre pada pukul 3 atau 4 pagi agar dapat melewati pos pemeriksaan tepat waktu untuk mencapai tempat kerja mereka di Israel atau di bagian lain Tepi Barat.
Pos pemeriksaan Israel hanyalah salah satu bentuk hambatan ini – Palestina juga harus menghadapi gerbang, parit, gundukan, dan penghalang jalan. Dan semua ini harus warga Palestina lalui dengan berjalan kaki!
2 Warga Palestina tinggal di rumah yang nyaris runtuh
Infrastruktur yang hancur dan kondisi perumahan yang buruk telah menjadi masalah serius sejak konflik 2014 di Gaza. Sejak saat itu, banyak sekolah, pusat kesehatan, kantor pemerintah, dan bahkan rumah pribadi tidak dapat dihuni atau berbahaya untuk bekerja atau ditinggali.
Masalah infrastruktur telah memengaruhi warga Palestina yang tinggal di Gaza dalam banyak hal. Misalnya, infrastruktur yang hancur membuat lebih dari setengah juta warga Palestina yang tinggal di daerah dataran rendah Gaza dalam bahaya banjir setiap musim dingin.
Seburuk apa pun yang terjadi di Gaza dan sebagian Tepi Barat, hal itu bisa lebih buruk lagi di kamp-kamp pengungsi Palestina. Kamp-kamp ini selalu penuh sesak. Mereka sulit mendapat jalan dan sanitasi. Listrik sering mati, dan selama masa krisis, kamp-kamp tidak akan mendapat listrik selama berbulan-bulan.
3 Ancaman kesehatan bagi rakyat Palestina, terutama para penghuni kamp pengungsian
Warga Palestina yang menderita panyakit kronis seperti kanker dan jantung sering kesulitan mendapat pertolongan medis karena blokade Israel dan sulitnya mendapat perawatan medis. Hal ini mengakibatkan nyawa pasien tak tertolong ketika berada di situasi kritis.
Bahkan warga Palestina yang hidup dalam kondisi yang terlalu padat di kamp pengungsian, terancam mendapat masalah kesehatan yang serius. Menurut sebuah studi tahun 2012 oleh jurnal medis Inggris The Lancet mengemukakan:
- Lebih dari 30% dari mereka yang disurvei menderita penyakit kronis.
- Hampir seperempat dari mereka yang disurvei menderita penyakit akut dalam enam bulan sebelumnya.
- Lebih dari 50% mengalami tekanan psikologis.
4 Kemiskinan dan pengangguran yang tinggi
Federasi Umum Persatuan Buruh Palestina (PGFTU) melaporkan bahwa pada 2018, tingkat pengangguran di Palestina mencapai 50%. Termasuk 283 ribu pekerja yang dianggap menganggur pada 2018.
PGFTU juga mengungkapkan, tingkat kemiskinan telah mencapai 80% yang menunjukkan kemerosotan kritis dalam standar kehidupan dan kinerja ekonomi di Jalur Gaza.
“Dua juta orang di Gaza telah hidup dalam kondisi yang sulit dan bencana selama lebih dari 11 tahun,” menurut laporan PGFTU.
5 Gaji PNS, Guru dan Nakes sering dipotong
Di Palestina, terutama di Gaza para PNS seperti guru dan tenaga kesehatan seringkali mengalami pemotongan gaji. Bahkan pada 2019, otoritas Palestina hanya membayar 60% dari gaji PNS sehubungan dengan krisis keuangan yang memengaruhinya. Dan pemotongan gaji ini berlangsung selama enam bulan.
BACA JUGA: Mengapa Palestina Begitu Istimewa bagi Kaum Muslimin?
6 Pendidikan yang tidak layak
Meski 97% warga Palestina melek huruf, namun akses mendapatkan layanan pendidikan berada di bawah tekanan terus-menerus.
Di Gaza, lebih dari 90 persen sekolah menjalankan apa yang dikenal sebagai “Waktu belajar bergilir,” satu kelompok siswa datang pada pagi hari dan kelompok siswa lainnya pada sore hari.
Sementara pelajar di Tepi Barat sering menghadapi kesulitan transportasi, harus melalui beberapa pos pemeriksaan Israel dan berjalan jauh.
7 Rawan pangan
Kerawanan pangan adalah masalah utama bagi warga Palestina. Di Gaza, meskipun banyak yang menerima bantuan pangan, lebih dari 50% penduduknya rawan pangan. Di Tepi Barat, lebih dari 20% populasi berada dalam situasi yang sama. Hal ini membuat rakyat Palestina terancam kelaparan.
Petani dan nelayan di Palestina kerap mendapatkan tindakan kekerasan dari pasukan keamanan Israel. Pihak Israel juga kerap merusak dan merebut paksa lahan pertanian warga Palestina.
8 Ancaman kekerasan secara konstan
Salah satu bahaya yang sangat nyata bagi rakyat Palestina adalah ancaman kekerasan yang terus-menerus. Konflik telah menjadi bagian yang berkelanjutan dari kehidupan sehari-hari di Gaza dan Tepi Barat selama bertahun-tahun. Konflik yang sedang berlangsung ini adalah salah satu penyebab banyaknya pengungsi Palestina di kamp pengungsian di Lebanon, Suriah dan Yordania.
Kekerasan bisa muncul dengan berbagai cara. Kesalahpahaman di pos pemeriksaan terkadang dapat menyebabkan konfrontasi dengan kekerasan. []
SUMBER: ANERA