YANG mengandung, sakit, dan pedih mengeluarkan telor adalah ayam. Giliran digoreng, jadilah telor mata sapi. Apa salahnya ayam, hingga gelar kehormatan itu disematkan pada sapi?
Yang genit, seksi, dan menggoda adalah wanita nakal. Mereka nongrong di kampus, disebutlah ayam kampus. Apa salahnya ayam, hingga namanya dibawa-bawa?
Ah, bukan bagian saya menjawabnya, biarlah para ahli bahasa yang menerangkannya. Yang ingin kita bincangkan adalah keistimewaan ayam. Ya, Ayam.
“Bila kalian mendengar ayam berkokok di malam hari, sesungguhnya ia melihat Malaikat. Karena itu, mintalah kepada Allah karunia-Nya.” (HR. Ahmad)
BACA JUGA: Sosok Usman, Pria yang Meninggal di Rakaat Kedua Shalat Subuh
Nah, keren kan? Ayam berkokok malam hari tanda ada malaikat, di sini Kanjeng Nabi Muhammad menganjurkan kita untuk berdoa, memohon kebaikan, rezeki, dan ampunan pada Allah Swt. Mumpung ada Malaikat, mumpung deket. Semoga doa kita diamininya.
“Iyadh mengatakan,” tutur Al-Hafidz Ibn Hajar dalam kitab Fathul Bari yang legendaris, “Alasan kita dianjurkan berdoa ketika ayam berkokok adalah mengharapkan ucapan aamiin dari Malaikat untuk doa kita dan permohonan ampun mereka kepada kita, serta persaksian mereka akan keikhlasan kita.”
Doa kita diamini Malaikat, aih mantap banget. Aamiinnya hamba yang tak punya dosa, bersih, suci, taat, tunduk, dan patuh pada Allah SWT Tentu peluang dikabulnya sangat besar. Insyaallah.
Lain lagi kalau mendengar ringkikan keledai, kita dianjurkan untuk istighfar, mohon perlindungan dan keselamatan dari godaan setan yang terkutuk. Tidak semata-mata keledai meringkik, salah satunya karena melihat setan. Hiiy.
“Apabila kalian mendengar ayam berkokok, mintalah karunia Allah (berdoalah), karena dia melihat malaikat. Dan apabila kalian mendengar ringkikan keledai, mintalah perlindungan kepada Allah dari setan, karena dia melihat setan.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kembali ke ayam!
Meskipun hanya seekor binatang, hewan ternak dan tak berakal budi, tapi kita tak boleh mencelanya, menghina dan merendahkannya. Ini pesan Nabi SAW, “Janganlah mencela ayam jago, karena dia membangunkan (orang) untuk shalat”. (HR. Ahmad)
BACA JUGA: Menggapai Keutamaan Shalat Subuh
“Disimpulkan dari hadis ini,” nasihat al-Hafidz Ibn Hajar menukil keterangan al-Halimi dalam Fathul Bari, “Bahwa semua yang bisa memberikan manfaat kebaikan, tidak selayaknya dicela dan dihina. Sebaliknya, ia dimuliakan dan disikapi dengan baik. Sabda beliau, ‘Ayam mengingatkan (orang) untuk shalat’ bukan maksudnya dia bersuara, ‘Shalat.. shalat..’ atau ‘Waktunya shalat..’ Namun maknanya bahwa kebiasaan ayam berkokok ketika terbit fajar dan ketika tergelincir matahari. Fitrah yang Allah berikan padanya.”
“Kita bisa belajar lima hal dari ayam jantan,” kata Ad-Dawudi, “Suaranya yang bagus, bangun di waktu sahur, sifat cemburu, dermawan (suka berbagi), dan sering jima.”
Pertama, suaranya. Memang betul pada beberapa ayam ada yang suaranya merdu, nyaring, dan panjang. Ada juga yang seolah-olah bisa meniru orang tertawa.
Kedua, bangun sahur. Ia konsisten, istiqamah, dan alarm alami bagi manusia untuk sigap bangun pagi.
Ketiga, cemburu. Tak rela seekor ayam jantan membiarkan betinanya diganggu pejantan lain. Bila perlu, bertarung bersimbah darah, berkalang nyawa demi kekasih yang tercinta.
Keempat, berbagi. Memang ayam jantan itu suka berbagi dengan sesamanya, dengan betina dan anak-anaknya.
Kelima, suka berjima. Ah, tak tega saya bicara soalan ini.
Yang pasti, melalui jima bertambahlah jumlah manusia. Boleh, harus, dan halal dengan pasangan sah yang diikat tali pernikahan. []