NASIHAT-nasihatnya banyak sekali mengisi hidup kita di zaman ini. Ada beberapa keistimewaan Ibnu Taimiyah.
Namanya Ahmad Taqiyudin Abu Abbas bin Syeikh Syihabuddin Abdul Halim bin Said Abi Al-Barakah. Ia dilahirkan pada tanggal 10, bulan Rabiul awal tahun 661 Hijriyah.
Ia dilahirkan di Haran dan menetap di sana hingga usia 70 tahun, di mana pada waktu tersebut bangsa Tartar menyerang negerinya, sehingga keluarganya mengungsi ke Damaskus.
Di tengah perjalanan menuju ke sana, mereka mengalami kesulitan dan terancam bahaya’ semua hal ini mengesankan kebencian yang sangat mendalam dalam hati sang Imam yang membuatnya setelah dewasa berada pada barisan terdepan para Mujahidin melawan Tartar.
Keistimewaan Ibnu Taimiyah:
Selama mereka bermukim di Damaskus, ketenaran ayahnya dengan ilmu dan waro semakin populer. Ia menjadi Syekh Dar Al-Hadits Asyukriyyah dan menjadi guru di Jami’ Al Umawi. Ketika itu sang Imam tumbuh dan terdidik di kalangan ulama semasa ayahnya, terlebih karena pada diri beliau terdapat kecerdasan yang cemerlang dan kecepatan menghafal yang luar biasa serta sifat keberanian.
BACA JUGA: Ketika Ditimpa Masalah, Ibnu Taimiyah Istighfar 1000 kali
Dalam lingkungan ilmiah inilah, Ibnu Taimiyah menghafal Al-Quran pada usia yang masih sangat belia. Kemudian beliau beralih mempelajari hadits, bahasa, hukum-hukum fiqih dan menhafalnya sesuai yang dikehendaki Allah baginya.
Sejak kecil ia memiliki keistimewaan:
1) Ingatan yang sangat tajam, akal yang cerdas, pikiran yang lurus dan kematangan pada usia dini.
2) Kesungguhan dan ketekunan; ia mengalihkan pandangan kepada kemuliaan berupa ilmu dan pengkajian.
3) Hati dan jiwanya senantiasa peka terhadap kejadian di sekitarnya meski ia senantiasa tekun dengan ilmu menghafal dan mengaji.
Keistimewaan Ibnu Taimiyah:
Imam Ibnu Taimiyah mempelajari Musnah Ahmad, Shahih Al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan At Tirmidzi, Sunan Abi Daud, Sunan An-Nasa’i, Sunan Ibnu Majah dan Sunan Ad-Daruquthni. Semuanya telah dipelajarinya berulang kali.
Kitab hadis yang pertama dihafalnya adalah Imam al-Humaidi. Demikian pula ia belajar Matematika bahasa Arab dan kisah-kisah orang terdahulu. Ia Unggul dalam ilmu Nahwu atau gramatika bahasa Arab, hingga ia menyelesihi pendapat-pendapat Sibawah dalam beberapa masalah.
Sang Imam memiliki ilmu yang sangat luas dalam Ilmu tafsir, ia mengkaji berbagai ensiklopedi yang ditulis dalam masalah tersebut yang menambah wawasan dan pengetahuannya. Damaskus sendiri ketika itu adalah tempat hidupnya para ulama, khususnya ketika para ulama Andalusia mengungsi ke Timur Tengah dan larinya para ulama dari Baghdad sebagai akibat dari runtuhnya Khilafah Islamiyah.
Berbagai sekolah khusus yang mengkaji ilmu hadits seperti Madrasah An-Nawawi Ibnu Daqiqi Al-Ied, serta yang lainnya. Sebagaimana juga bermunculan berbagai sekolah yang khusus mengkaji fikih seperti Madrasah Al-Hanabillah dan yang lainnya.
BACA JUGA: 10 Penghapus Dosa Menurut Ibnu Taimiyah
Pada waktu itu, muncullah pula dan menyebarlah Mazhab Abu Hasan Al-Asy’ari dalam bidang akidah dan tidak ada yang menyelisihinya kecuali Al-Hanabillah.
Keistimewaan Ibnu Taimiyah:
Sang Imam adalah salah satu jebolan dari Madrasah Al-Hanabillah ini, setelah itu ia mengarahkan perhatiannya untuk mengetahui pendapat-pendapat para sahabat, khususnya pemahaman fiqih sahabat-sahabat yang memiliki kelebihan dalam ilmu, pengetahuan dan pengalaman, seperti Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib dan Ibnu Abbas.
Beliau juga menaruh perhatian untuk mengetahui fatwa para tabiin yang memiliki keistimewaan. Berikut ini adalah ungkapan salah seorang yang hidup pada masanya, “Allah telah melunakkan baginya berbagai ilmu sebagaimana Dia telah melunakkan besi bagi Daud. Jika ia ditanya tentang salah satu bidang ilmu, oleh yang melihat dan mendengarkannya menyangkanya bahwa ia tidak mengetahui selain bidang tersebut dan ia memutuskan bahwa tak ada seorangpun yang menyamainya.” []
SUMBER: PUSAT STUDI ISLAM