Oleh: Diyah Triasih
Mahasiswi Universitas PTIQ Jakarta
emailaarizky@gmail.com
JUMLAH nabi dan rasul yang Allah SWT utus begitu banyak. Sebagian ulama mengatakan bahwa nabi yang Allah utus berjumlah 124.000 nabi dan rasul yang diutus berjumlah 313 rasul. Penutup para nabi dan rasul tersebut adalah Nabi Muhammad ﷺ.
Nabi Muhammad ﷺ bukan hanya penutup para nabi dan rasul melainkan juga pemimpin para nabi dan rasul. Oleh karena itu Nabi Muhammad merupakan manusia yang memiliki kedudukan istimewa dihadapan Allah SWT dan umatnya adalah umat yang terbaik disisi Allah ﷺt.
Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Ali Imran ayat 110.
كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ ١١٠
Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (selama) kamu menyuruh (berbuat) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Seandainya Ahlulkitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.
BACA JUGA: 10 Mukjizat Nabi Muhammad ﷺ
Menurut Wahbah Az-Zuhaili كُنْتُمْ bermakna kalian diciptakan sebagai umat terbaik, maksudnya di masa lalu. Di sini menggunakan bentuk kata yang menunjukkan masa yang telah lalu, namun terkadang bentuk kata ini juga digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang bersifat azali dan abadi, seperti kata-kata yang menjelaskan tentang sifat-sifat Allah SWT seperti, و كان الله غفورا رحيما.
Ayat di atas menggunakan kata اُمَّةٍ ummah/umat. Menurut Quraisy Shihab, Kata ini digunakan untuk menunjuk semua kelompok yang dihimpun oleh sesuatu, seperti agama yang sama, waktu atau tempat yang sama, baik penghimpunannya secara terpaksa, maupun atas kehendak mereka.
Adapun asbabun nuzul ayat ini, diceritakan dari Ikrimah dan Muqatil berkata, “ayat ini turun berkaitan dengan Ibnu Mas’ud, Ubay bin Ka’ab, Mu’adz bin Jabal dan Salim budak Abu Hudzaifah. Dikisahkan bahwa ada dua orang Yahudi, yaitu Malik bin Ash-Shaif dan Wahb bin Yahudza berkata kepada mereka, “Sesungguhnya agama kami lebih baik dari pada agama yang kalian dakwahkan kepada kami dan kami jauh lebih baik dan lebih mulia dari kalian.”
Lalu Allah SWT menurunkan ayat ini.
Menurut Buya Hamka, ini adalah satu ayat yang tidak terpotong-potong, dan tidak boleh dipotong-potong. Huruf waw artinya dan yang mempersambungkan antara keempat bagian kalimat itu, menyebabkan hubungannya erat dan tidak dapat dipisahkan antara satu dan yang lain.
Umat Nabi Muhammad akan tetap menjadi sebaik-baik umat yang timbul di antara perikamanusiaan selama dia mempunyai tiga sifat keutamaan itu. Berani menyuruh berbuat ma’ruf, berani melarang perbuatan mungkar, dan beriman kepada Allah SWT.
Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini bahwa sesungguhnya umat ini menduduki peringkat teratas dalam semua kebajikan tiada lain berkat Nabi Muhammad ﷺ. Karena sesungguhnya beliau adalah makhluk Allah yang paling mulia dan rasul yang paling dimuliakan oleh Allah SWT.
Allah SWT telah mengutusnya dengan membawa syariat yang sempurna lagi agung yang belum pernah diberikan kepada seorang nabi dan rasul pun sebelumnya.
Kita patut bersyukur kepada Allah SWT karena karunia-Nya, Allah jadikan kita bagian dari umat Nabi Muhammad ﷺ. Begitu banyak keistimewaan yang Allah berikan kepada umat Nabi Muhammad ﷺ dibandingkan dengan umat-umat sebelumnya.
Karena begitu banyaknya keistimewaan yang Allah berikan hingga ada ulama yang menulis kitab secara khusus tentang keistimewaan umat Nabi Muhammad ﷺ, ulama tersebut adalah Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki yang menulis kitab Khasais al-ummah al-muhammadiyah.
Menurut Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki diantara keistimewaan umat Nabi Muhammad ﷺ adalah Allah angkat kesulitan dan belenggu umat Nabi Muhammad ﷺ. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT
اَلَّذِيْنَ يَتَّبِعُوْنَ الرَّسُوْلَ النَّبِيَّ الْاُمِّيَّ الَّذِيْ يَجِدُوْنَهٗ مَكْتُوْبًا عِنْدَهُمْ فِى التَّوْرٰىةِ وَالْاِنْجِيْلِ يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهٰىهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبٰتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبٰۤىِٕثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ اِصْرَهُمْ وَالْاَغْلٰلَ الَّتِيْ كَانَتْ عَلَيْهِمْۗ فَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِهٖ وَعَزَّرُوْهُ وَنَصَرُوْهُ وَاتَّبَعُوا النُّوْرَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ مَعَهٗٓۙ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَࣖ ١٥٧
(Yaitu,) orang-orang yang mengikuti Rasul (Muhammad), Nabi yang ummi (tidak pandai baca tulis) yang (namanya) mereka temukan tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada pada mereka. Dia menyuruh mereka pada yang makruf, mencegah dari yang mungkar, menghalalkan segala yang baik bagi mereka, mengharamkan segala yang buruk bagi mereka, dan membebaskan beban-beban serta belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Adapun orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya, dan mengikuti cahaya terang yang diturunkan bersamanya (Al-Qur’an), mereka itulah orang-orang beruntung.
Menurut sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki makna و يضع عنهم إصرهم adalah Allah SWT tidak membebani umat Nabi Muhammad ﷺ sesuatu diatas kemampuan mereka. Hal ini berbeda dengan Bani Israil yang Allah bebani mereka dengan amalan-amalan yang sulit. Diantara amalan-amalan tersebut:
Pertama, memotong pakaian yang terkena najis.
Apabila najis mengenai pakaian mereka maka mereka harus memotong bagian pakaian yang terkena najis tersebut untuk mensucikannya.
Kedua, tidak makan dengan Wanita haid.
Umat Yahudi apabila istri mereka haid, mereka tidak makan dan bergaul dengan mereka dan bahkan tidak tinggal bersama dalam satu rumah dengan mereka sehingga mereka meninggalkan istri mereka di rumah yang terpisah sendirian.
Hal ini berbeda dengan umat Nabi Muhammad ﷺ, mereka diperbolehkan makan dan minum bersama istri mereka yang sedang haid, diperbolehkan pula tinggal bersama mereka, yang dilarang hanyalah berhubungan badan suami istri sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh imam Muslim,
(إصنعوا كل شيء إلا النكاح)
Lakukan apapun (dengan Wanita haid) kecuali berhubungan badan.
Ketiga, dilarang shalat kecuali ditempat-tempat tertentu.
Diharamkan bagi umat terdahulu melaksanakan shalat kecuali ditempat-tempat yang sudah ditentukan saja seperti di kanais.
BACA JUGA: Umat Islam Dianjurkan untuk Tafakur, Ini Pengertiannya
Maka barangsiapa yang tidak menemukan tempat shalat ini, maka tidak diperkenankan bagi mereka shalat ditempat lain selain di kanais. Hal ini berbeda dengan umat nabi Muhammad ﷺ. Allah SWT menjadikan bumi ini sebagai masjid. Maka seorang muslim boleh melaksanakan shalat dimanapun selagi tempat tersebut bukanlah tempat yang najis.
Kesimpulannya adalah Allah SWT menjadikan umat Nabi Muhammad ﷺ sebagai sebaik-baiknya umat karena sifat-sifat yang mereka miliki.
Allah SWT memberikan banyak keistimewaan umat Nabi Muhammad ﷺ diantaranya dengan Allah angkat kesulitan mereka dalam beribadah sehingga tidak seperti umat-umat terdahulu.
Wallahu’alam. []
Kirim tulisan Anda ke Islampos. Isi di luar tanggung jawab redaksi. Silakan kirim ke: islampos@gmail.com, dengan ketentuan tema Islami, pengetahuan umum, renungan dan gagasan atau ide, Times New Roman, 12 pt, maksimal 650 karakter.