MUSAILAMAH al-Kadzdzab adalah salah satu tokoh paling terkenal dalam sejarah Islam karena pengakuannya sebagai nabi palsu. Ia muncul pada masa Nabi Muhammad ﷺ masih hidup dan menjadi salah satu musuh besar Islam. Julukan “al-Kadzdzab” sendiri berarti “si pendusta”, dan diberikan karena klaim kenabiannya yang palsu. Berikut adalah beberapa kejahatan dan penyimpangan Musailamah al-Kadzdzab:
1. Mengaku sebagai Nabi
Musailamah berasal dari suku Bani Hanifah di wilayah Yamamah (sekarang bagian dari Arab Saudi). Ia mulai menyebarkan klaim bahwa ia juga menerima wahyu dari Allah, dan bahwa kenabiannya sejajar dengan Nabi Muhammad ﷺ. Ini adalah kedustaan besar yang secara langsung menentang risalah Islam.
Padahal Allah telah menegaskan bahwa Muhammad ﷺ adalah penutup para nabi (Khatam an-Nabiyyin) dalam QS. Al-Ahzab: 40.
BACA JUGA: Musailamah Al-Kazzab, Nabi Palsu
2. Membuat “wahyu” palsu
Musailamah membuat “wahyu” sendiri yang meniru gaya Al-Qur’an, tapi isinya konyol, tidak berisi petunjuk, dan seringkali penuh permainan kata. Misalnya:
“Ya dhifda’, ibnî wa inshi, lakî rasyhuka fîl-ma’i lamsyî…”
(Wahai katak, bertelurlah dan berjalanlah, tapi air liurmu tidak ke mana-mana…)
Ini dibandingkan dengan Al-Qur’an, sangat jauh dari sisi keindahan bahasa, makna, dan ruh petunjuk ilahi.
3. Mengajak kompromi kenabian
Musailamah pernah mengirim surat kepada Nabi Muhammad ﷺ yang isinya ingin berbagi kenabian:
“Dari Musailamah Rasulullah kepada Muhammad Rasulullah. Separuh bumi milik kami dan separuh lagi milikmu…”
Nabi ﷺ menolak mentah-mentah klaim itu dan menyebutnya pendusta dalam jawabannya:
“Dari Muhammad Rasulullah kepada Musailamah al-Kadzdzab. Sesungguhnya bumi ini milik Allah. Dia mewariskannya kepada siapa saja yang Dia kehendaki di antara hamba-Nya.”
4. Menyebarkan kesesatan dan mengajak orang murtad
Setelah wafatnya Nabi ﷺ, banyak orang Arab yang mulai meninggalkan Islam (murtad), termasuk pengikut Musailamah. Ia membentuk pasukan besar dan memprovokasi suku-suku untuk memberontak terhadap kekhalifahan Abu Bakar ash-Shiddiq.
5. Memerangi kaum Muslimin
Musailamah dan pasukannya akhirnya berhadapan langsung dengan pasukan kaum Muslimin dalam Perang Yamamah, salah satu pertempuran besar setelah wafat Nabi ﷺ. Perang ini sangat berat dan menewaskan banyak penghafal Al-Qur’an.
BACA JUGA: Kejamnya Musailamah al-Kadzdzab
Dalam perang ini, Musailamah akhirnya dibunuh oleh Wahsyi bin Harb, orang yang dulu membunuh Hamzah sebelum masuk Islam.
Pelajaran dari Kisah Musailamah al-Kadzdzab:
1- Kebenaran tidak bisa dikompromikan dengan kebatilan.
2- Fitnah kenabian palsu sangat berbahaya, karena merusak akidah umat.
3- Allah selalu menjaga agama-Nya dari orang-orang yang mencoba merusaknya. []